Parade Sapi Gerumbungan meramaikan arena TLF Tahun 2018. Lokasi parasde terpaksa dipindah karena lokasi yang bisa digunakan sekarang terendam akibat meluapnya air Danau Buyan dan Danau Tamblingan. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Tidak saja panggung utama Twin Lake Festival (TLF) Tahun 2018 dipindahkan, lokasi untuk parade Sapi Gerbumbungan yang rutin dipentaskan dalam TLF tahun ini terpaksa dipindahkan. Ini karena daratan di pinggir Danau Tamblingan lokasi yang sebelumnya menjadi lokasi parade sekarang terendam akibat meluapnya air danau.

Parade Sapi Gerumbungan digelar di jalan paving menuju Pura Ulun Danau Tamblingan Jumat (6/7) pekan ini. Lokasi ini satu -satunya alternatif diambil karena tidak ada lokasi yang layak.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Nyoman Genep Senin (2/7) mengatakan, parade Sapi Gerumbungan merupakan satu materi kegiatan setiap gelaran TLF yang mampu memikat kunjungan wisatawan mancanegara. Apalagi, lokasi perade dulu ada latarbelakang danau mengundang pengunjung tertarik menyaksikan atau bahkan ikut menaiki rombongan parade Sapi Gerumbungan. Tidak ingin pengunjung kecewa, sehingga parade Sapi Gerumbungan tetap dihelat meskipun dipindahkan ke lokasi baru.

Baca juga:  Perempuan di Tamblingan Lakukan Ini Untuk Bertahan Dari Himpitan Ekonomi

Gelaran parade ini, tidak saja menyediakan hiburan gratis bagi pengunjung arena TLF, tetapi momen ini mengenalkan tradisi Sapi Gerumbungan sebagai salah satu maskot kebanggaan Buleleng kepada wisatawan.

“Tidak ada pilihan lokasi lain kecuali di jalan menuju Danau Tamblingan itu bisa kita jadikan lokasi parade. Ini kondisi tidak bisa diprediksi karena air danau meluap dan tidak memungkinkan menggelar parade di pinggir danau,” katanya.

Baca juga:  Buyan-Tamblingan Masuk Danau Prioritas Nasional Dua

Di sisi lain Genep mengatakan, secara umum TLF yang dihelat dari Rabu (4/7) besok sampai Sabtu (7/7) ini menjadi media untuk mengenalkan potensi pertanian, kesenian, budaya, dan ajang untuk membuka pasar komuditas pertanian kepada masyarakat luas. Untuk itu, kelompok tani ternak (Poktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) diberikan ruang selama TLF untuk mengenalkan komuditas unggulan masing-masing.

Untuk membuka akses pasar ini, Distan mengundang para asosiasi buah dan pertanian lain untuk meramaikan rangkaian TLF. Lewat media ini, petani dengan asosiasi terjalin shering informasi, sehingga setelah TLF ada tindaklanjut dalam pemasaran komuditas pertanian Buleleng.

Baca juga:  44 Tonggak Peradaban, Penanda "Bali Era Baru"

“TLF ini mengenalkan komuditas pertanian kita di daerah dan selama ajang ini kami targetkan ada interaksi antara petani dengan asosiasi atau bahkan pengusaha, sehingga ini berimbas pada pemasaran kumuditas pertanian atau produk olahan yang dihasilkan,” jelasnya. (mudiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *