DENPASAR, BALIPOST.com – Iring-iringan puluhan seniman Papua dengan pakaian dan riasan khasnya menarik perhatian pengunjung Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-40, Senin (25/6) malam. Para seniman dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua ini berjalan kaki dari kampus ISI Denpasar menuju Wantilan Art Center.

Mereka selanjutnya mementaskan pagelaran “Terang Telah Datang”, berkolaborasi dengan ISI Denpasar dan Intermingle Art Project. Konseptor dari pentas seni tradisi dan kontemporer “Terang Telah Datang” ini adalah Rektor ISBI Tanah Papua, Prof. Dr. I Wayan Rai. S, M.A.

Mantan Rektor ISI Denpasar ini mengatakan bila tidak ada kesulitan berarti yang dihadapi pada saat mempersiapkan pementasan ini. Sebab, dosen dan mahasiswa ISBI Tanah Papua memberikan dukungan penuh. Pun dengan ISI Denpasar dan Intermingle Art Project.

Baca juga:  Realisasi PKB Bali Capai Rp 1,5 Triliun, Ini UPT Penyumbang Terbesar

“Teman-teman semangat dan materinya, baik penggarap maupun penari bagus-bagus mereka,” ujar Rai.

Rai mengungkapkan, salah satu garapan yakni Tari King pernah diikutkan dalam event bertaraf nasional dan menang. Tari King merupakan bagian dari babak pertama pagelaran “Terang Telah Datang” di Wantilan Art Center.

Tarian ini dibawakan setelah pembukaan menampilkan suasana Papua dan puisi. Setelah itu, berturut-turut dipentaskan tari Siklus Kehidupan, folk song Papua, garapan Pangkur Sagu, dan ditutup dengan eco fashion dari Fashion Design ISI Denpasar.

Tak putus sampai di situ, pagelaran kesenian tradisi dan modern berbasis seni budaya Papua ini masih berlanjut ke babak kedua. Lagi-lagi ada arak-arakan yang menarik pengunjung PKB, karena babak kedua berpindah tempat ke depan Gedung Kriya. Jika babak pertama sangat kental dengan garapan tradisi, di babak kedua lekat dengan garapan kontemporer yang berkolaborasi dengan ISI Denpasar dan Intermingle Art Project.

Baca juga:  Dirjen Perhubungan Darat Sidak Kesiapan Arus Mudik di Gilimanuk

Garapan ini terbilang istimewa karena menampilkan pula instalasi dari bambu karya Suklu. “Dari Papua ada 23 orang (seniman). Sisanya teman-teman dari Intermingle Art Project (8 orang) yang terdiri dari dosen ISI dan juga dari Fashion Design ISI Denpasar (10 orang),” jelasnya.

Ketua Jurusan Desain Mode ISI Denpasar, Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudarsana,S.Sn.,M.Si, mengatakan, “Terang Telah Datang” menceritakan tentang perjalanan ISBI Tanah Papua. Tadinya, tidak ada institut seni di ufuk timur Indonesia itu. Kehadiran ISBI diharapkan bisa memberikan pencerahan seni berbasis akademis.

Baca juga:  Gubernur Tutup PKB Ke-40

“Itu yang dimaksud terang telah datang. Artinya bagaimana para seniman berkreasi atau berkesenian yang berbasis akademis. Pentas ini juga dikaitkan dengan tema besar Cendrawasih,” ujarnya.

Menurut Cora, burung cenderawasih memiliki filosofi yang hampir sama antara di Bali dan Papua. Di Bali, burung ini dipercaya sebagai manuk dewata atau burung penghantar arwah ke surga.

Di Papua, cenderawasih disebut sebagai burung surga. Berangkat dari sana, sempat digelar FGD membahas filosofi cendrawasih melibatkan para sulinggih di RRI Denpasar, 18 Juni lalu.

“Jadi, kolaborasi ini tidak instan tapi diawali dengan bagaimana filosofi cenderawasih di dua provinsi lalu dikemas dengan FGD dan sekarang (pentas di PKB, red) dimaknai oleh para seniman,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *