Jelang perayaan hari Raya Kuningan, perajin tamiang musiman di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Susut, Bangli kebanjiran order. (BP/nan)

BANGLI, BALIPOST.com – Jelang perayaan hari Raya Kuningan, perajin tamiang musiman di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Susut, Bangli kebanjiran order. Pasalnya, H-3 Kuningan, permintaan tamiang terus berdatangan. Atas kondisi itu, perajin mengkebut pembuatan tamiang yang dipesan warga.

Perajin tamiang di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Susut, Jro Made Suarni mengungkapkan, pesanan mulai ramai berdatang sejak tiga hari lalu. Selain membuat tamiang, dirinya juga membuat sarana upakara lainnya yakni cenigan. Kata dia, untuk mengerjakan tamiang dirinya dibantu oleh suami dan anaknya.

Baca juga:  Berulang Kali Dipulangkan, Gelandangan "Muka Lama" Kembali Terciduk Satpol PP Klungkung

“Saya hanya bertiga saja mengerjakan tamiang dan cenigan. Sehari saya bisa membuat sekitar 200 buah yakni 150 biji tamiang dan 50 buah cenigan. Pembuatan tamiang dan cenigan sudah mulai dilakukan sejak dua hari. Untuk satu tamiang yang ukurannya besar  dijual Rp 5 ribu. Begitu juga tamiang yang kecil beiisi empat biji juga Rp 5 ribu. Sementara untuk cenigan satu set dijual Rp 12 ribu,” ucapnya.

Untuk penjualan tamiang maupun cenigan, kata Jro Suarni pemesan lagsung datang kerumahnya. Selain itu pihaknya juga memasarkan hasil kerajinannya ke sejumlah pasar seperti Pasar Kayuambu Susut dan Pasar Kidul Bangli. “Saya juga jual ke sejumlah pasar di Gianyar,” paparnya.

Baca juga:  Rayakan Hari Kuningan Saat Pandemi, Momentum Lebih Mawas Diri Hadapi COVID-19

Perajin lain, Dewa Ayu Putu Sari menyatakan, pembuatan tamiang dan cenigan ini memang menjadi pekerjaan musiman yang  rutin dilaksanakan setiap menjelang Kuningan. Kata dia, dengan hasil penjualan ini sangat membatu biaya untuk membeli sara upacara pada saat Kuningan. “Sejak tiga hari sudah banyak menjual tamiang. Dan semarin (Selasa red) sudah dapat jualan tamiang Rp 400 ribu,”paparnya.

Dia menambahkan, untuk permintaan memang terus berdatangan. Sesuai pengalaman sebelumnya, biasanya permintaan paling ramai biasanya sehari sebelum Kuningan. Karena tamiang dan cenigan sudah harus di pasang hari itu juga. “Selain itu warga juga ingin tamian masih segar dan baru. Maka dari itu, kebanyak warga membeli tamiang sehari sebalum Kuningan,” terangnya.(eka prananda/balipost)

Baca juga:  Permintaan Maaf 78 Pegawai KPK Pungli Terkesan Teatrikal
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *