Petani di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi sedang panen buah naga, belum lama ini. (BP/dok)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Puasa Ramadhan menjadi berkah bagi petani buah naga di Banyuwangi. Selama puasa, harga komoditi ini meroket tajam, dari Rp 8000 menjadi Rp 26.000 pe rkilogram. Naiknya harga dipicu tingginya permintaan. Lalu, bukan masa panen.

Permintaan buah naga tak hanya dari kota-kota besar di Jawa. Namun, juga Bali. “ Pesanan buah naga yang masuk untuk suplai ke supermarket di Bali, Jakarta, Surabaya, Bandung dan Jakarta, termasuk Malang. Sekarang harganya lumayan tinggi, karena bukan masa panen,” kata Rukiyan, petani buah naga organik di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kamis (31/5).

Baca juga:  Keselamatan Bersama yang Utama, Liburan Nataru Tunda Dulu

Dijelaskan, pesanan buah naga terus mengalir. Bahkan permintaan dari mancanegara juga mulai berdatangan. Seperti, dari Singapura. Pihaknya juga sedang menjajaki pemasaran ke Hongkong.

Menurutnya, pesanan buah naga organik ini cukup bagus ke luar negeri. Sebab, menawarkan buah organik. Pihaknya bersama 36 petani yang tergabung dalam kelompok selalu fokus mengembangkan pertanian organik. Selain lebih sehat, kata dia, buah organik ini lebih menguntungkan. “Selain lebih sehat dan rasanya lebih manis alami, buah organik ini lebih tahan lama,” jelasnya.

Karena di luar musim, pihaknya memprediksi harga buah naga organik bisa tembus hingga Rp 30.000 per kilogram.

Baca juga:  Ini, Permintaan DLHK Badung dalam Pengerjaan Proyek Underpass Ngurah Rai

Rukiyan mengaku harga bagus ini dipicu berkurangnya suplai buah naga selama satu bulan terakhir. Bulan Mei, jelas dia, masa akhir panen raya buah naga di Banyuwangi.

Namun, Rukiyan memiliki cara khusus agar produksi kebun buah naganya tetap terjaga di luar musim panen. Rukiyan menggunakan teknik penyinaran lampu, memasang lampu di kebun buah naga saat malam hari.

“Pemasangan lampu ini fungsinya untuk meningkatkan produktivitas buah naga. Untuk perkembangan bunganya, tanaman ini butuh sinar matahari yang cukup sekitar 12 jam per hari. Sedangkan cuaca yang tidak menentu, kadang menyebabkan tanaman ini kurang mendapatkan sinar matahari. Inilah fungsi pemasangan lampu untuk memberikan penyinaran yang cukup,” terangnya.

Baca juga:  Juara! Dea Rizkita Pertahankan Best National Costume di Miss Grand International 2017

Dengan teknik penyinaran lampu tersebut produksi buah naga tetap terjaga. Sehingga produksi buah naga bisa terjadi sepanjang tahun, di luar musim. Meski tak sebanyak musim panen, buah naga di luar musim  produksinya lumayan bagus. Dalam seperempat hektar masih bisa tembus 1,8 kwintal. Namun, harganya jauh lebih mahal. Sehingga, omzet petani tetap tinggi. (budi wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *