DENPASAR, BALIPOST.com – Sehat itu mahal sehingga masyarakat berlomba-lomba menjalani hidup sehat. Salah satu upayanya itu mengonsumsi makanan organik. Menyikapi hal itu, Kodim 1611/Badung bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Denpasar, mengembangkan padi organik di Subak Biaung, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur.

Tahap awal digarap satu hektar yang ditanam padi organik. “Hari ini kami melaksanakan penanaman bersama 1 hektar padi organik ini merupakan program ketahanan pangan Kodim 1611/Badung di Subak Biaung, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur. Ini tahap awal dan menjadi proyek percontohan,” tegas Dandim 1611/Badung Letkol Inf. Handoko Yudho Wibowo, Senin (23/4).

Baca juga:  DPR Dukung Pemadaman Internet saat Nyepi di Bali

Pelaksanaan program ini, lanjut Dandim, pihaknya bersinergi dengan petani, pemkot dan pihak tiga yang khusus membidangi padi organik. “Ini proyek percontohan. Sesuai arahan Kadis Pertanian akan dicoba satu hektar dulu dan kalau sukses akan dikembangkan lagi. Ini program baru dari TNI AD. Kami berharap hasilnya dapat digunakan cadangan logistik di wilayah,” ungkapnya.

Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Ir. Gde Ambara Putra mengatakan, pihaknya dalam mengembangkan padi organik ini tidak berdiri sendiri, tapi menggandeng pihak ketiga yaitu Ir. Ida Bagus Gede Arsana, Direktur Bali Sari Organik. Pihaknya membantu petani dalam pemberian pupuk organik. Sedangkan teknik penanaman, bibit dan membeli hasil panen adalah pihak ketiga yaitu Bali Sari Organik.

Baca juga:  Loket Pungutan Wisman akan Disediakan di Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai

“Dengan demikian petani tidak ragu tanam padi organik karena hasil panennya sudah ada yang beli. Memang untuk organik hasil panennya agak drop, biasa dapat panen 6 ton turun tiga ton. Start awal memang begitu, kedua dan selanjutnya baru normal,” tegasnya.

Menurut Ambara Putra, keuntungan padi organik jauh lebih besar. Pasalnya harga gabah organik bisa Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu per kilogram, sedangkan harga berasnya Rp 20 ribu. “Jadi menanam pagi organik lebih menguntungkan, apalagi pembelinya sudah ada,” ungkapnya. (Kerta Negara/balipost)

Baca juga:  Petani Keluhkan Pencurian Buah Pisang dan Gabah
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *