Suasana di lokasi pembangunan Politeknik Kelautan dan Perikanan di Pengambengan. (BP/dok)

NEGARA, BALIPOST.com – Kendati PT Sartonia Agung telah membuat surat pernyataan bermaterai guna melunasi tunggakan upah para pekerja, namun hingga Senin (9/4) sore belum terpenuhi. Sejumlah mandor yang bertahan di proyek pada Senin sore sempat ribut dan terjadi adu mulut.

Akhirnya pihak rekanan menjual sejumlah material besi untuk menalangi upah para mandor. Sementara dari pengamatan Selasa (10/4), sejumlah pekerja nampak masih bekerja di gedung untuk Rektorat. Padahal dari pihak Satker Pusat Pendidikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebelumnya telah memutus kontrak.

Pekerjaan rencananya baru akan dilanjutkan setelah KKP menunjuk rekanan lain. Namun faktanya, masih ada pengerjaan belasan pekerja. Sementara tunggakan para pekerja belum dilunasi.

Baca juga:  Sentra Perikanan, Pembangunan Pabrik Limbah B3 di Pengambengan Ditolak Warga

Sejumlah mandor yang ditemui mengaku masih akan menagih sisa upah pekerja yang belum dibayar kontraktor. “Mereka (kontraktor) janji akan menyelesaikan Rabu, kemarin mereka menjual besi untuk menyicil sementara,” terang Gede Sumita (45) salah satu mandor.

Dari hasil penjualan besi proyek itu diperoleh uang Rp 30 juta dibagi untuk lima mandor. Pembagian masing-masing berbeda disesuaikan jumlah tunggakan. Khoirul Anam yang masih menyisakan Rp 136.875.625 dibayar Rp 30 juta, Moh Parnyo sisa Rp 61 juta dibayar Rp 7 juta, Maaruf Boy Rp 12 juta baru dibayar Rp 4 juta, Gede Sumita Rp 24 juta dibayar Rp 6 juta dan Andre dibayar Rp 3 juta. Sisanya pihak PT Sartonia Agung mengaku akan menyelesaikan Rabu (11/4) ini.

Baca juga:  Kebijakan Memperkokoh Ekosistem Pariwisata Bali, Wujud Kerja Keras dan Ide Cerdas Gubernur Koster

Proses mediasi yang ditengahi Polres dan Polsek Kota Negara itu sempat alot. Pihak kontraktor tidak menepati janji sesuai Surat Pernyataan yang ditandatangani Syaiful Anam koordinator dari PT Sartonia Agung.

Sejatinya pada Senin sudah dilakukan pelunasan kepada masing-masing mandor. Hingga akhirnya disepakati menjual besi untuk menalangi upah para pekerja itu.

Dari informasi, selain pekerja, pihak rekanan juga belum melunasi material hingga Rp 1,2 miliar. Andre, pihak memasok material dihubungi mengaku masih belum menerima pembayaran hingga milyaran rupiah itu. “Terakhir sekitar sebulan lalu, Rp 700 juta. Sekarang belum sisa Rp 1,2 miliar. Material diantaranya untuk tanah urug,” terang pengusaha di Kelurahan Baler Bale Agung itu.

Baca juga:  585 PMI Asal Jembrana Sudah Selesaikan Masa Karantina, 18 orang Positif

Sementara itu Site Manager, Margoto saat hendak dikonfirmasi tidak ada di lokasi proyek. Menurut security, pimpinannya itu masih keluar. Pengerjaan juga masih berlangsung seperti di gedung rektorat dengan belasan pekerja.

Kapolsek Kota Negara Kompol Ketut Maret dikonfirmasi kemarin membenarkan adanya mediasi yang dilakukan untuk kesekiankalinya. Dari kesepakatan pihak rekanan menjual sejumlah material besi dan kabel senilai Rp 30 juta untuk membayar tuntutan para pekerja itu. Sisanya dijanjikan pada Rabu (11/4) ini.

Kepala Pusat Pendidikan Kelautan Dan Perikanan, KKP RI, Bambang Suprakto mengatakan masih berada di Jakarta guna memantau audit administrasi. Selanjutnya nanti akan dilakukan audit lapangan terkait proyek tersebut. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *