Kepala Dinas Perhubungan Tabanan, Drs. I Made Agus Hartawiguna. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Terobosan pemasangan GPS system untuk armada angkutan siswa (trans serasi,red) terus dilakukan Dinas Perhubungan kabupaten Tabanan. Jika sebelumnya ditahun 2017 telah terpasang di 45 armada khusus trayek kecamatan Baturiti, tahun ini rencananya akan ditambah lagi pemasangan GPS untuk 28 armada. Anggaran yang dipasang pun sebesar Rp 183 juta lebih.

Kepala Dinas Perhubungan Tabanan, Drs. I Made Agus Hartawiguna menyampaikan untuk penambahan pemasangan GPS pada 28 armada tahun ini selanjutnya akan menyasar angkutan siswa di kecamatan Pupuan, Kerambitan, Marga, Penebel dan tiga unit bus bantuan pusat. “Rencana 28 armada lagi akan kita lengkapi dengan GPS. Saat ini sedang proses pengadaan, saat ini pengawasan trayek masih manual,” ucapnya, Jumat (6/4).

Baca juga:  Antisipasi Dampak La Nina, Buleleng Siagakan Personel dan Sarpras

Lanjut disampaikannya untuk 28 GPS ini ditarget bulan Juni sudah terpasang bertepatan saat liburan sekolah. Jika nantinya sudah terpasang secara otomatis, para petugas yang selama ini bertugas manual akan ditarik dan difungsikan di kantor. Dari data Dinas Perhubungan, petugas pengawas trans serasi berjumlah 46 orang.

Diterangkannya, adanya system GPS ini tentu saja akan mempermudah proses pencatatan realcost data pengamprahan, dimana untuk di wilayah perkotaan saat ini masih menggunakan system manual. System GPS ini juga akan diperluas hingga menyasar rute-rute lainnya di tiap-tiap kecamatan. “Nantinya jika seluruh layanan trans serasi sudah menerapkan system GPS, kedepan di kota juga akan kita terapkan hal serupa,”ujarnya.

Baca juga:  Cuti Bersama Lebaran, Ini Pelayanan Publik di Badung yang Tetap Buka

Pejabat asal Penebel ini menjelaskan proses pencatatan ini merupakan bentuk monitoring dari titik perjalanan menuju tempat tujuan, yang nantinya akan dijadikan dasar pengamprahan pembayaran layanan yang diberikan. System ini akan terkoneksi dengan petugas di kantor Dinas Perhubungan. “Kalau tidak ada tanda tangan petugas pengawasan, maka dianggap tidak sah untuk pengamprahan anggaran,”jelasnya.

Terobosan GPS system ini muncul selain karena keterbatasan personel untuk melakukan pencatatan realcost data pengamprahan, juga dikarenakan jarak trayek yang cukup jauh.

Baca juga:  Pemuda Diamankan Mencuri Kotak Sesari

Seperti diketahui, mengatasi tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan para pelajar serta mengurangi tingkat kemacetan, sejak 2014, Pemkab Tabanan melalui dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan meluncurkan moda angkutan siswa yang diberi nama Trans Serasi. Hingga tahun ini jumlah armada sudah mencapai 146 armada, 3 bus sedang, 63 bus kecil, dan 80 angkot, dengan layanan mencakup 7 kecamatan. “Cakupan layanan di  7 kecamatan, dengan jumlah penumpang 7000 orang per hari,”pungkasnya. (puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *