Abrasi Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan semakin parah. Hal tersebut menyebabkan warga kehilangan tempat melasti.(BP/sos)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Abrasi Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung semakin parah. Hal tersebut mengakibatkan warga kehilangan tempat melasti. Ditengah kondisi demikian, penanganan dari pemerintah belum maksimal.

Seorang warga, Wayan Tegal menuturkan abrasi di pantai tersebut dari tahun ke tahun semakin parah. Lahan warga yang sebelumnya jauh dari pantai, kini sudah banyak tergerus. “Ya semakin parah. Ada sampai puluhan meter tergerus dari pantai yang dulu,” ujarnya, Senin (2/4).

Gerusan tersebut, sambungnya tak hanya disebabkan hantaman ombak yang cukup kuat. Namun juga diperparah oleh air Sungai Bubuh yang alirannya tak langsung menuju laut, tetapi malah berbelok ke barat. “Air sungai ini yang juga menggerus pantai,” sebutnya.

Baca juga:  Peringatan Hari Kartini, Perempuan Jembrana Adu Kreativitas

Kondisi pantai yang demikian, menyebabkan masyarakat tidak bisa melaksanakan upacara melasti maupun lainnya. “Banyak yang sudah datang kesini mau melasti, tetapi balik lagi. Karena tempatnya tidak memungkinkan. Mereka pindah ke pantai lain,” ungkap warga paruh baya ini.

Perbekel Negari, I Gusti Agung Ngurah Agung membenarkan hal tersebut. Pihaknya sudah sering mengusulkan ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida supaya segera ada penanganan. Namun yang terealisasi baru beberapa meter. “Masih ada yang belum tertangani. Memang lahan sudah banyak tergerus,” jelasnya.

Baca juga:  Objek Wisata Karang Sewu Mulai Digerus Abrasi

Ditambahkan, penanganan Sungai Bubuh juga sangat perlu dilakukan. Usulannya sudah disampaikan ke pemkab. Namun belum mendapatkan tindaklanjut. “Maunya supaya aliran sungai langsung ke laut. Tidak lagi berbelok ke barat,” imbuhnya.

Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman Klungkung, I Made Jati Laksana mengatakan panjang pantai di Klungkug daratan mencapai 12,59 kilometer. Dari itu, 8,14 kilometer rawan abrasi. Pantai Tegal Besar termasuk didalamnya. “Untuk Tegal besar, pada 2017 telah mendapat penanganan dengan total panjang 520 meter. Itu berupa revertmen, pembangunan jetty muara dan pemasangan batu kali,” bebernya.

Baca juga:  Belasan Pasien COVID-19 Kondisi Berat Perlu Donor Plasma Darah

Penanganan sisanya sudah diusulkan tahun ini. Diharapkan itu bisa terealsasi. Selain di wilayah daratan, pesisir Kepulauan Nusa Penida juga rawan abrasi dengan panjang sekitar 17 kilomter. Tahun ini, direncanakan ada penanganan berupa pembangunan tanggul di Pantai Sental Desa Ped, panjang sekitar 150 meter dengan anggaran mencapai Rp 4 miliar dan 25 meter di Pantai Batununggul-Suana dengan anggaran sekitar Rp 400 juta. “Kedua ruas pantai ini dekat dengan ruas jalan kabupaten. Pantauan di lapangan juga, memang kondisinya rusak berat,” pungkasnya. (sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *