Rakor pengamanan Nyepi digelar oleh Polres Badung. (BP/ist)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Rakor pengamanan Nyepi dilaksanakan Polres Badung dipimpin Kapolres AKBP Yudith Satriya Hananta, Selasa (13/3). Dalam sambutannya, Yudith menyampaikan bahwa kepolisian dan TNI, bersama pecalang, tokoh masyarakat serta tokoh agama siap untuk mengamankan rangkaian perayaan hari raya Nyepi supaya berjalan damai.

Selain itu agar toleransi antar umat bergama tetap terjalin. “Menghadapi Pilkada 2018, Polri dan TNI sudah mengantisiapsi berita hoax, isu SARA dan ujaran kebencian. Kami berharap jangan mudah terhasut oleh isu tersebut sehingga pelaksanaan Pilkada 2018 dapat berjalan dengan aman tertib dan damai,” tegasnya.

Baca juga:  Haji Bambang Bom Bali Dukung Krama Bali Jadi DPD

Sementara itu, Ketua FKUB Kabupaten Badung Kompyang Swandika menyampaikan rasa syukur dan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran kepolisisan khususnya Polres Badung. Terutama dalam rangka meningkatkan kebhinekaan dan kerukunan antar umat beragama.

Beberapa seruan majelis agama dan keagamaan Kabupaten Badung saat itu, yaitu umat lain wajib ikut menjaga kesucian hari raya Nyepi, radio dan TV tidak diizinkan siaran mulai 17 Maret pukul 06.00 Wita hingga 18 Maret 2018 pukul 06.00 Wita, provider penyedia jasa seluler diharapkan mematikan data seluler internet mulai 17 Maret pukul 06.00 Wita hingga 18 Maret 2018 pukul 06.00 Wita, masyarakat tidak diperkenankan menyalakan petasan, mercon dan bunyi-bunyian yang dapat mengganggu kesucian Nyepi.

Baca juga:  BPBD Gerak Cepat Tangani Pohon Tumbang Pasca Nyepi

Di samping itu, tidak diperkenankan menyelenggarakan paket hiburan Nyepi di hotel wilayah Kabupaten Badung. Desa dan kelurahan berkewajiban mengamankan pelaksanaan hari raya Nyepi.

Penasehat FKUB Badung AA Gede Agung mengatakan kalau dulu tantangan FKUB adalah ancaman bom, tapi sekarang tantangannya adalah berita hoax, isu SARA dan ujaran kebencian. Menurutnya, kerukunan bersifat dinamis dan tidak bisa terbentuk di kalangan elit saja, melainkan harus sampai kekalangan masyarakat bawah. Unsur kerukunan dalam kehidupan adalah menyama braya. (Kerta Negara/balipost)

Baca juga:  Hingga Triwulan III, Kinerja Pertanian Menurun
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *