Sejumlah anak sapi siap mengikuti tradisi unik "maedeng" di Desa Pekraman Susut, Minggu (4/3). (BP/ist)

GIANYAR, BALIPOST.com – Krama di Desa Pekraman Susut, Desa Buahan, Payangan memiliki tradisi unik menyambut upacara tawur kesanga. Tradisi yang rutin digelar dua minggu sebelum hari raya Nyepi ini disebut “Maedeng”.

Yakni memilih sepasang godel (anak sapi) jantan dan betina untuk dipersembahkan di Catus Pata dan Pura Dalem desa setempat. Tradisi ini pun diikuti krama dengan membawa ratusan ekor godel di areal Setra Desa Pekraman Susut pada Minggu (4/2).

Baca juga:  Menyambut Nyepi 1941

Bendesa Pekraman Susut, Buahan, Payangan, I Wayan Sudarsa menerangkan tradisi “maedeng” ini sudah merupakan warisan secara turun-temurun dan wajib untuk dilaksanakan. Bahkan, persembahan sepasang godel untuk sesajen ‘tawur kesanga’ ini diyakini sebagai sebuah kewajiban desa.

Dijelaskan, sesuai dengan cerita leluhur, pada masa lampau, desa setempat sempat diserang wabah penyakit mematikan serta paceklik berkepanjangan. “Awalnya sempat terjadi paceklik, hingga saat itu warga pun sangat kebingunan,” katanya.

Nah di tengah kebingungan itu kemudian muncul sebuah pawisik agar warga setempat mempersembahkan sepasang godel (jantan dan betina) dalam setiap gelaran Tawur Kesanga. Persembahan godel jantan dihaturkan di Catus Pata (Perempatan Agung) Desa pekraman setempat, sedangkan godel betina dihaturkan di Pura Dalem. “Karena keyakinan dan kepercayaan ini lah, tradisi ini terus kami laksanakan dan lestarikan hingga kini,” tuturnya.

Baca juga:  Rencana Pembangunan Patung Pemangku di Penelokan Tuai Pro-Kontra

Kini tradisi tersebut rutin digelar warga setempat, setiap menjelang Hari Raya Nyepi. Menurutnya, setiap warga yang memiliki godel wajib untuk mengikuti tradisi ini. Karena itu, setiap pelaksanaan tradisi ini, tak kurang dari ratusan ekor godel berkumpul di setra setempat dan siap untuk diseleksi.

Sudia mengungkapkan ada satu hal unik setiap menjelang digelarnya tradisi ini. Yakni banyak ternak warga yang sudah berkembang biak. “Entah kebetulan atau bagaimana, tetapi memang setiap akan dilaksanakan tradisi ini, banyak ada godel yang sudah lahir,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)

Baca juga:  Jaga Kualitas Pelayanan, AMB Gelar Kontes Layanan 2019
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *