rekontruksi
Rekonstruksi oleh tersangka kasus kekerasan seksual pada korban pelajar SMP. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Setelah lama menunggu kepastian, akhirnya jajaran Polres Tabanan melakukan rekonstruksi kasus kekerasan seksual oleh tersangka Gung De Wiradana alias Gung De (26) pada korban berstatus pelajar SMP Luh Gede DS (14) yang meninggal usai dipaksa berhubungan layaknya suami istri.

Rekonstruksi dilakukan di tempat kejadian perkara tepatnya di salah satu kamar rumah kost, di gang IV, jalan Debes, banjar Taman Sari, desa Delod Peken, Kamis (1/3). Selama hampir 1,5 jam, sebanyak 53 adegan diperagakan dengan pengamanan yang cukup ketat. Bahkan sejumlah awak media pun hanya bisa mengambil gambar dari jarak yang cukup jauh.

Adegan reka ulang dimulai pukul 10.00 wita. Sejumlah saksi untuk melengkapi kegiatan reka ulang pun didatangkan, diantaranya I Nengah Yuda (saksi sopir angkot yang mengantar korban ke RS), dan Ni Made Sukasti (saksi memberi minyak kayu putih), serta sejumlah saksi lainnya.

Rekonstruksi dimulai dari tersangka Gung De membonceng korban Ni Luh Gede DS menggunakan sepeda motor honda Vario DK 8064 GO menuju tempat kost yang sebenarnya dihuni oleh saudara tersangka.

Baca juga:  Mulai Diminati, Bus Sekolah Buleleng Dipadati Siswa

Lanjut tersangka dan korban menuju kamar kost. Adegan kekerasan seksual pun dimulai pada adegan kelima, dimana korban memeluk dan mencium korban, hingga beberapa adegan yang menceritakan bagaimana persetubuhan mereka dilakukan hingga tiga kali.

Hingga di adegan 26, korban terkulai lemas dalam keadaan telungkup, usai ‘dijos’ yang ketiga kalinya oleh tersangka. Di adegan 32 tersangka berusaha membangun korban dengan cara menampar kedua pipi korban. Dilanjutkan tersangka pergi ke warung yang berada tepat diseberang tempat kost dan pura pura membeli nasi serta meminta minyak kayu putih.

Adegan demi adegan pun dilakukan oleh pelaku hingga jelang akhir adegan, tersangka membawa korban ke rumah sakit umum Tabanan dengan menyewa mobil angkot terlebih dahulu.

Kasubag Humas Polres Tabanan AKP I Putu Oka Suyasa usai rekonstruksi menjelaskan rekonstruksi sekaligus untuk mencocokkan dengan data-data yang diperoleh polisi agar setelah dilimpahkan ke kejaksaan tidak ditemukan kejanggalan. “Dari awal hingga akhir reka adegan tadi ada 53 adegan yang di peragakan oleh tersangka langsung, dari tersangka dan korban datang dan apa yang dilakukan di kamar kost hingga akhirnya korban dibawa ke rumah sakit dalam kondisi telah meninggal,” ucapnya.

Baca juga:  Antusiasme Ikuti Bulan Bahasa Bali Sangat Tinggi, Terutama dari Kalangan Ini

Dari adegan yang dilakukan oleh tersangka, dikatakannya korban sempat dibekap menggunakan tangan kiri tersangka karena korban berteriak saat berhubungan badan. Bahkan tersangka juga membekap korban dengan bantal yang dipegang dengan tangan kiri karena korban berteriak lebih keras dan panjang.

Sementara itu ibu kandung korban Ni Nyoman M (36) mengaku kecewa karena tidak diijinkan melihat lebih dekat kegiatan rekonstruksi yang menyebabkan anak pertamanya tewas.

Ia pun mengaku sudah datang sejak pukul 08.00 wita untuk melihat wajah pelaku yang tega membuat putri kesayangannya tewas. “Semoga ini kasus terakhir, dan tidak ada lagi kasus serupa,” ujarnya lirih.

Baca juga:  Tangan Ferdy Sambo Diborgol Plastik Saat Rekontruksi

Meski mengaku telah membuka pintu maaf bagi tersangka, namun prihal kasus hukum telah menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian. Dia juga mengaku bahwa pihak keluarga tersangka juga sudah sempat datang kerumahnya di Selemadeg sampai tiga kali, untuk meminta permohonan maaf dan membantu biaya upacara pengabenan putrinya.

Disisi lain pemilik kost, Kadek Sintia mengatakan akan lebih selektif lagi dalam mengelola kost kostannya. Meski diakuinya selama ini sudah diantisipasi dengan meminta kartu identitas orangtua calon penghuni kost, untuk memudahkan koordinasi jika ada hal hal yang tidak diinginkan.

“Tersangka bukan penghuni kost disini (tkp, red) tetapi kebetulan kamar dihuni oleh saudara tersangka yang saat kejadian tengah pulang kampung, biasa kalau pelajar tiap Minggu kan pulang kampung,” ucapnya.

Meski demikian pasca kejadian, ia telah melakukan upacara pembersihan dikamar kost. Dan setelah rampungnya kegiatan rekonstruksi ia menambahkan akan kembali melakukan upacara pembersihan di seluruh areal rumah kost miliknya. (puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *