revitalisasi
Suasana pada bangunan semi permanen di lapangan Sutasoma yang rencaanya akan digunakan untuk tempat menampung sementara pedagang di Pasar Seni Sukawati. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Bangunan semi permanen di Lapangan Sutasoma Sukawati kini sudah tidak lagi di manfaatkan sebagai posko pengungsi Gunung Agung. Kawasan itu pun kini kembali tak terpakai, sebab anggaran revitalisasi Pasar Seni Sukawati dari pemerintah pusat hingga kini belum ada kepastian.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabuapten Gianyar I Wayan Suamba, bangunan semi permanen di Lapangan Sutasoma akan dimanfaatkan untuk penampungan sementara para pedagang. Namun hal itu baru bisa terlaksana, bila anggaran Rp 60 Miliar untuk revitalisasi Psar Seni Sukwati sudah turun. “Kalau sudah turun dananya pedagang akan langsung kesana,“ katanya Rabu (14/2).

Baca juga:  Tiga Fraksi DPRD Buleleng Usulkan Tunda Pencabutan Perda Jalur Hijau

Suamba belum berani memastikan kepastian turunnya anggaran tersebut. Mengingat, hingga pertengahan Februari ini pihaknya belum mendapatkan kabar soal itu. “Waduh ini saya belum (pastikan-red), Ini masih saya kordinasikan dengan Bapak Bupati, yang jelas terus kita lobi ke kementrian,“ ucapnya.

Suamba menegaskan, pihaknya akan terus berupaya berkordinasi dengan pusat untuk merealisasikan rencana revitalisasi Pasar Seni Sukawati yang kini kondisinya sudah memperihatinkan. “Mudah-mudahan bisa, mari berdoa semua, tetap kita usulkan Rp 60 Miliar di kementrian, tetap seperti pagu yang lama,“ tandasnya.

Baca juga:  Gunung Agung Kembali Keluarkan Abu Mencapai Seribu Meter

Diberitakan sebelumnya sejumlah pedagang di Pasar Sukawati was-was. Meski dari luar bangunan terlihat kokoh, namun ketika dilihat secara seksama, banyak atap bangunan Pasar Seni Sukawati mengelupas dan bocor. Tak jarang saat hujan deras, sejumlah blok pasar ‘tuduhan’.

Ni Nyoman (55), pedagang asal Sukawati ini mengaku sejak berjualan baju puluhan tahun di pasar Sukawati, ia tidak pernah melihat adanya perbaikan gedung. “Sudah cukup lama gedungnya, masih kokoh, cuma atapnya banyak yang rusak,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan pedagang lainnya, yang berharap dalam perbaikan gedung nantinya juga mengembalikan nilai seni yang ada. “Jangan seperti saat ini, terkesan amburadul baik dari segi penataan, ada pedagang sampai trotoar,” ucap pedagang lainya, Ni Wayan Yati.

Baca juga:  Praperadilan Rektor Unud Dkk Ditolak, Ini Alasan Hakim

Sejumlah pedagang pun mengatakan jika memang anggaran untuk perbaikan kecil, minimal perbaikan difokuskan pada bagian atap gedung pasar. Namun jika memang anggaran yang dialokasikan besar, dan ingin memperbaiki total, para pedagang hanya berharap kedepan bisa tetap berjualan dengan nyaman dan aman. “Apalagi saat ini sepi, tamu yang datang berbelanja juga sedikit, tidak seramai dulu,” keluhnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *