TABANAN, BALIPOST.com – PDAM Tabanan memiliki 32 titik sumber air. Dari jumlah tersebut 25 sumber air merupakan mata air sementara tujuh lainnya adalah air permukaan baik itu sungai maupun bendungan. Curah hujan yang tinggi saat ini menyebabkan kualitas air permukaan ini terganggu. Meski diakui pihak PDAM tidak menganggu distribusi air bersih di Tabanan selama musim hujan ini.
Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Kabupaten Tabanan, IB Marjaya Wirata, Kamis (1/2) mengatakan permasalahan yang ada saat ini akibat curah hujan tinggi adalah pengolahan sumber air. “Terutama untuk sumber air permukaan. Jika kadar kekeruhannya tinggi akibat lumpur tentu tidak bisa kita olah menjadi air bersih dan didistribusikan ke masyarakat,” ujarnya.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah matinya listrik sementara yang dilakukan PLN karena adanya bencana seperti pohon tumbang di satu lokasi. Jika pemadaman terjadi pada daerah dimana terdapat unit pengelolaan air PDAM tentu membuat pengolahan air PDAM yang membutuhkan daya juga ikut berhenti untuk sementara dan menyebabkan air tidak bisa dialirkan ke masyarakat.
“Komplain yang saat ini sering datang adalah air yang mati dan hidup. Ini dikarenakan dalam mengelola air, PDAM menggunakan listrik. Jika ada pemadaman mendadak dari PLN tentu tidak bisa beroperasi,” jelas Wirata.
Pihak PDAM sendiri sebenarnya di setiap unit memiliki genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik. Namun penggunaan genset tersebut dilakukan jika ada pemadaman PLN yang berencana dan membutuhkan waktu lama.
Meski adanya gangguan kualitas sumber air permukaan maupun sumber daya listrik yang mendadak putus, menurut Wirata secara umum layanan air bersih di Tabanan tidak ada gangguan. Sebab, sumber air PDAM masih kebanyakan dari sumber mata air dan listrik padam pun tidak lama. (Wira Sanjiwani/balipost)
