Menpar Arief Yahya. (BP/dok)
JAKARTA, BALIPOST.com – Menpar Arief Yahya menjelaskan, capaian angka sementara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada periode Januari hingga Oktober 2017 secara kumulatif sebesar 11.617.828 orang atau tumbuh 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 9.403.614 wisman. Diproyeksikan hingga akhir tahun, jumlah kunjungan wisman mencapai 14 juta orang.

Menpar menjelaskan, posisi pariwisata Indonesia pada Januari-Oktober 2017 tumbuh 24% telah menempatkan diri dalam dalam 20 besar sebagai negara-negara dengan pertumbuhan tertinggi. Malaysia hanya 0,87 persen pada Januari-Mei 2017, Singapura 3,83 persen pada Januari-Juli 2017, dan Thailand 6,69 persen pada Januari-Oktober 2017. “Vietnam mengungguli kita tumbuh 25,2 persen pada Januari-November 2017. Pertumbuhan pariwisata Indonesia sebesar 24 persen, jauh di atas pertumbuhan pariwisata regional ASEAN 7 persen dan pariwisata dunia 6,4 persen, ini menguatkan keyakinan kita untuk meraih target pada 2018 sebesar 17 juta wisman,” jelasnya.

Baca juga:  Triwulan I 2020, Ekonomi Bali Tumbuh Negatif

 

Berkaitan dengan pergerakkan wisatawan nusantara, Menpar memperkirakan realisasi pergerakan wisnus yang pada Oktober 2017 sebanyak 25.077.000 wisnus dengan pengeluaran mencapai Rp 22,92 triliun, sedangkan secara kumulatif Januari–Oktober 2017 sebanyak 252.569.465 pergerakan wisnus dengan pengeluaran sebesar Rp 230,91 triliun. Capaian wisnus pada Januari-Oktober 2017 ini lebih tinggi 14 persen dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 221,5 juta wisnus.

Menurut Menpar yang menarik dari pergerakan wisnus adalah moda transportasi udara yang digunakan wisnus bertambah pada Oktober 2017 jumlah penumpang udara domestik sebanyak 7.523.100 orang, sehingga perkiraan realisasi wisnus yang menggunakan angkutan udara sebanyak 2.256.930 pergerakan. “Tahun ini target 265 juta pergerakan wisnus optimistis akan terlampaui,” kata Arief Yahya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bali Bertambah Tiga Ratusan, Korban Jiwa Capai Belasan Orang

Pada November target wisnus sebesar 19,5 juta dan Desember 2017 sebesar 24 juta, sedangkan angka prognosa wisnus pada bulan sebelumnya antara 20 juta hingga 27 juta.
Sedangkan investasi sektor pariwisata pada kurun waktu Januari-September 2017 terealisasi sebesar 1,396.40 juta dolar AS atau tumbuh 27.68% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. “Hingga September kita sudah mencapai 79,8% dari target yang ditetapkan sebesar 1,75 miliar dolar AS,” kata Arief Yahya.

Capaian investasi sebesar 1,396.40 juta dolar AS tersebut terdiri dari PMA 1.094.65 juta dolar AS dan PMDN 301.75 juta dolar AS. Untuk investor PMA terbesar dari Singapura, Tiongkok, dan Jepang mereka sebagian besar berinvestasi pada hotel berbintang, akomodasi jangka pendek lainnya, dan hotel melati dengan lokasi terbanyak di Bali, Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta, sedangkan investor PMDN lebih variatif selain berinvestasi di hotel berbintang juga pada usaha taman bertema serta kegiatan hiburan dan rekreasi dengan lokasi terbanyak di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Baca juga:  Inflasi Tahunan di Bulan Agustus 2023 Tercatat 3,27 Persen

Menpar mengatakan, investasi menjadi salah satu program prioritas yang dijalankan pemerintah sehingga Presiden Jokowi selalu mengingatkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat merangkul semua sektor, termasuk pariwisata. Target investasi pariwisata tahun ini sebesar 1,7 miliar dolar AS, tahun 2018 meningkat menjadi 2 miliar dolar AS, dan tahun 2019 target investasi juga ditujukan untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas yang membutuhkan total investasi 20 miliar dolar AS terdiri atas; investasi untuk infrastruktur publik sebesar 10 miliar dolar AS dan investasi untuk infrastruktur privat sebesar 10 miliar dolar AS. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *