NEGARA, BALIPOST.com – Sejak sebulan terakhir harga beras medium di pasaran terus merangkak naik. Bahkan hingga Rabu (13/12) harga per kilogram beras melampaui harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450.

Harga di tingkat pasar, per satu kilogram mencapai Rp 9.750 hingga Rp 10.250. Menyikapi hal tersebut, Polres Jembrana bersama Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan melakukan pengecekan langsung ke sejumlah pabrik penyosohan beras di Jembrana.

Baca juga:  Imbas Penutupan Irigasi dari Tukad Unda Berpotensi Minus Beras

Hampir seluruh penyosohan beras di Jembrana menaikkan harga jual dikarenakan terbatasnya bahan baku gabah di Bali. Seperti yang terjadi di pabrik penyosohan beras milik I Putu Sentana di Desa Kaliakah. Menurutnya kenaikan harga ini merupakan dampak dari harga bahan baku.

Justru dengan perhitungan harga yang ditetapkan saat ini, pengusaha merugi. Dikatakannya harga bahan baku gabah menembus Rp 5.200 per ton. Naik dari minggu lalu yang berkisar Rp 4.500 per ton.

Baca juga:  Ketersediaan Beras Nasional Menjelang Ramadhan 2023 Dipastikan Aman

Sentana yang juga Ketua Perpadi Jembrana ini mengatakan tak hanya pabrik penyosohannya saja yang terpaksa menaikkan harga. Kondisi serupa terjadi di Pabrik Jaya Baru di kawasan industri Pengambengan.

Pabrik yang memiliki kapasitas besar itu juga terpaksa menaikkan harga jual beras. Pemilik pabrik, Irwan, mengatakan saat ini pihaknya menjual beras medium Rp 10.250 sedangkan beras premium Rp 11 ribu.

Terkait hal tersebut, Dinas Koperindag mengaku akan segera berkoordinasi dengan Bulog Provinsi Bali untuk segera melakukan operasi pasar. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Hingga April, Stok Beras Mencapai 10,2 Ton
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *