Dampak kemarau panjang, kebakaran hutan terjadi di Gerokgak. (BP/ist)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Dampak kemarau panjang tahun ini mulai menimbulkan kebakaran hutan di Gerokgak. Tercatat sekitar 13 hektar hutan di Buleleng barat itu terbakar.

Kepala UPT KPH Bali Utara I Ketut Suastika, Kamis (14/9), mengatakan, kebakaran di kawasan hutan Batu Kursi terjadi pada 3 September 2017 lalu. Sedangkan, kebakaran di Bukti Gondol Desa Banyupoh diketahui terjadi Kamis dinihari sekitar pukul 04.00 wita. Personel yang sudah disiagakan di posko kebakaran hutan bersama warga berupaya melakukan pemadaman.

Lantaran medan yang sulit dijangkau, api tidak bisa dipadmakan dengan menyiram air. Akhirnya dipadamkan dengan membuat sekat bakar (melokalisir) agar titik api tidak merembet ke kawasan hutan lain. “Dari laporan yang kita terima dari peronel di posko bersama masyarakat kebakaran terbaru tadi pagi dan pemadaman masih dilakukan. Karena keterbatasan personel dan alat, api kami padamkan dengan membuat sekat bakar atau memukul titik api dengan dahan pohon agar tidak meluas ke areal lain,” jelasnya.

Baca juga:  Menjaga Lingkungan dan Jalur Cepat Menuju Bali Utara

Ditanya kerusakan hutan akibat kebakaran, Suastika menyebut kebakaran hutan di Buleleng barat itu tidak merusak kondisi hutan. Hal ini karena, api membakar semak dan rumput liar yang memang mudah terbakar.

Data dihimpun di lapangan menyebutkan, berdasarkan data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Utara seara keseluruhan luasa hutan di daerah ini tercatat seluas 37.159,21 hektar. Luasan hutan ini terdiri dari 32.467,02 hektar merupakan kawasna hutan lindung. Kawasan hutan produksi seluas 1.422,71 dan kawasan hutan produksi terbatas seluas 3.269,48 hektar.

Baca juga:  Tak Hanya di Jepang, Pasir Bali Utara Juga Bermanfaat untuk Terapi Kesehatan

Sesuai kebijakan Dinas Kehutanan Provinsi Bali, seluruh kawasan dibagi menjadi sembilan Resot Pengamanan Hutan (RPH) yakni Sumberkelampok, Sumberkima, Gerokgak, Dapdap Putih, Seririt, Banjar, Sukasada, Kubutambahan, dan Tejakula. Dari sembilan RPH itu, sejak kemarau panjang ini UPT KPH Bali Utara sudah memetakan kawasan hutan rawan mengalami kebakaran hutan. Kawasan yang rawan yakni RPH Gerokgak, Seririt, dan Tejakula.

Bahkan, kawasan hutan di Desa Banyupoh dan Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak dalam minggu ini sudah terbakar. Beruntung, personel RPH bersama warga berhasil melakukan pemadaman, sehingga tidak titik api tidak meluas hingga mencegah kebakaran merembet ke areal pura di kawasan hutan tersebut. Di Bukti Batu Kursi hutan yang terbakar sekitar lima hektar dan Bukti Gondol, Desa Banyupoh tercatat sekitar delapan hektar hutan mengalami kebakaran. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Kapal Pesiar Mewah Pembawa Ribuan Wisman Bakal Rutin Sambangi Bali Utara
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *