Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara, Iriana Widodo, menghadiri pelaksanaan Lebaran Betawi di Setu Babakan. (BP/ist)
JAKARTA, BALIPOST.com – Inilah Lebaran yang unik dan tak biasa. Ribuan wisatawan menyemut di satu titik. Semua kompak ‘menyerbu’ ornamen Gigi Balang, baju adat Betawi, lukisan Benyamin Sueb, Museum Betawi, rumah adat Betawi, Ondel-Ondel, kuliner khas Betawi hingga Presiden Joko Widodo. Itulah sekilas gambaran Lebaran Betawi yang digelar di tengah asrinya Setu Babakan, 28-30 Juli 2017.

“Dulunya acara Lebaran Betawi sering dilakukan di kawasan Monas dan Lapangan Banteng. Sekarang atas intsruksi Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang ingin mempromosikan Setu Babakan sebagai destinasi wisata Betawi, Lebaran Betawi digelar secara permanen di situ,” kata Saefullah, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Senin (31/7).

Lebaran Betawi yang sudah digelar 28-30 Juli 2017 itu sejatinya sama seperti arti Lebaran pada umumnya. Ini merupakan ajang silaturahmi bagi seluruh warga Betawi, baik yang ada di Jakarta maupun di luar Jakarta. Semua orang, keluarga, kelompok, organisasi, hingga sanggar seni, boleh ikut merayakan Lebaran Betawi.

“Kegiatan lebaran Betawi juga diisi berbagai hiburan dan kebudayaan Betawi , kudapan khas betawi, dan berbagai macam perlombaan. Nuansa Betawi sangat terasa,” lanjutnya.

Baca juga:  T3 Soetta Dilengkapi Golf Car Assistance

Selain penyajian berbagai macam produk budaya Betawi juga merupakan sarana bagi sanggar seni dan musik serta perguruan silat untuk unjuk kebolehan. Menurut Saefullah, Lebaran Betawi ini dapat memacu sanggar dan perguruan untuk tetap mengembangkan cabang budaya yang ditekuni masing-masing.

Hari pertama diisi dengan acara Malam Mangkat, hari kedua berbagai macam kesenian khas Betawi ditampilkan, seperti musik tanjidor, orkes musik Betawi, gambang kromong, atraksi silat Betawi, hingga lenong. Ribuan wisatawan tampak memenuhi tribun penonton yang ada di gedung pertunjukan yang berkonsep “outdoor” itu. Dan penutupan acara dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi.

Kehadiran Presiden untuk menghadiri Penutupan Lebaran Betawi (30/7) ini membuat kawasan yang bernuansa Betawi ini akan menjadi semakin terkenal. Semua media dan televisi memberitakannya dan langsung menjadi viral di berbagai media sosial.

“Memang tepat bila Lebaran Betawi digelar di Setu Babakan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya Betawi ini. Ini akan semakin membuat Setu Babakan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di DKI Jakarta,”kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti.

Baca juga:  Pemda Diminta Gunakan Pos Belanja Tak Terduga Tekan Laju Inflasi

Setu Babakan memang telah ditetapkan menjadi cagar budaya Betawi sejak 17 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 2000. Dan pada 2004, Pemprov DKI Jakarta semakin memantapkan niatnya untuk membangun suatu kawasan yang bernuansa Betawi dan membagi menjadi 3 zona, yaitu zona A yang merupakan sentral Setu Babakan berupa museum, galeri dan ruang serbaguna.

Berikutnya zona B sebagai pusat kuliner yang difungsikan sebagai tempatnya kuliner nusantara, dari kuliner Betawi hingga kuliner nusantara dan pedagang kaki lima (PKL) yang berada di sekitar Setu Babakan. Dan zona C berupa perkampungan mini Betawi yang dibangun di atas pulau kecil di tengah danau yang direncanakan pembangunan fisiknya akan selesai pada 2020 mendatang.

“Pembangunan fisik disiapkan pemprov DKI Jakarta, dan yang non fisik ini menyangkut kesiapan masyarakat di situ menjadi masyarakat sadar wisata,” ucap wanita berkerudung itu

Sadar wisata, terangnya, seperti keramahan kepada para wisatawan, cara penyajian makanan, bersih lingkungan khususnya sampah dan toilet,menyiapkan pemandu wisata dan juga pembenahan Home Stay yang digunakan untuk menginap para wisatawan yang ingin belajar Budaya Betawi.

Baca juga:  Negara ASEAN Butuh Strategi Taktis Hadapi Situasi Dunia Saat ini

Esthy mengingatkan Setu Babakan akan menjadi wisata modern pada 2020. “Kalau pembangunan di semua zona sudah rampung dan sumber daya manusianya sudah siap, Setu Babakan sebagai pusat kebudayaan Betawi akan menjadi tempat wisata yang maju, mandiri dan modern dan pasti akan banyak wisatawan yang berkunjung terlebih secara akses, lokasinya berada di Jakarta,” jelasnya.

Menpar Arief Yahya sendiri juga sangat gembira dengan keputusan Pemprov DKI Jakarta itu menyatukan Amenitas dan Atraksi. “Ini hebat. Efeknya akan luar biasa. Tinggal aksesnya yang harus diperbaiki,” tutur Menpar Arief Yahya.

Ucapan Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu didasarkan pada animo masyarakat yang antusias menyaksikan Lebaran Betawi 2017. Ribuan wisatawan datang ke Setu Babakan. Tapi karena jalannya sempit, kemacetan luar biasa tak bisa dihindarkan. Jalan dari arah Ciganjur maupun Lenteng Agung Macet total. “Ini yang harus segera dibenahi agar Setu Babakan bisa semakin mendunia,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *