Pekerja memindahkan ikan Tuna dari kapal pengangkut menuju truk sebelum dibawa ke pengolahan. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Ekspor tuna secara keseluruhan sampai Juni 2017 adalah 16.370 ton. Sedangkan pada periode yang sama 2016, jumlahnya mencapai 18.057 ton. Ini artinya realisasi ekspor tuna di semester I 2017 ini mengalami penurunan sebesar 9,34 persen.

Namun dari sisi nilai, ekspor tuna mengalami peningkatan 40,73 persen. Nilai ekspor tuna pada Juni tahun 2017 mencapai 191 juta dolar AS atau naik sebesar 77 juta dolar AS dibandingkan di periode sama 2016 yang hanya mencapai 114 juta dolar AS.

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Ir. I Made Gunaja, M.Si, kenaikan nilai ekspor tuna ini khususnya terjadi pada produk tuna segar dan beku. Ekspor tuna pada Juni 2017 adalah 7.240 ton. Sementara ekspor periode sama tahun sebelumnya mencapai 5.596 ton. “Jadi meningkat 29,38 persen, itu dari sisi volume,” imbuhnya.

Baca juga:  Pascapandemi COVID-19, Bali Tak Bergantung Lagi Pada Pariwisata Tapi Fokus Ini

Sedangkan dari sisi nilai, pada Juni 2017, ekspor tuna dari Provinsi Bali mencapai 67 juta. Dibandingkan bulan Juni 2016, ekspor tuna Provinsi Bali mencapai 36 juta dolar AS, sehingga terjadi peningkatan 83 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan ekspor tuna tersebut menurutnya karena dampak dari penertiban illegal fishing sejak kepemimpinan Menteri KKP, Susy Pudjiastuti. “Sekarang dengan penertiban illegal fishing, kapal asing tidak boleh beroperasi, Anak Buah Kapal (ABK) asing pun tidak boleh,” ujarnya.

Baca juga:  BRI Dukung UMKM Sila Tea di Pasar Tong Tong Belanda

Sehingga saat ini hasil tangkapan di Pelabuhan Benoa yang menggunakan kapal asli buatan Indonesia, nakhoda dan ABK juga orang Indonesia mengalami peningkatan. Dengan adanya penertiban tersebut, harga tuna pun meningkat. “Karena pertumbuhan nilainya 83 persen. Padahal dari sisi volume dia meningkatnya hanya 29 persen. Berarti ada pertumbuhan nilai. Mungkin dengan penertiban illegal fishing ini, stok tuna dunia menurun. Sehingga nilainya meningkat sesuai hukum pasar, barang langka, nilai akan meningkat,” urainya.

Baca juga:  Kejagung Pertimbangkan Pemberatan Hukuman Bagi Tersangka Korupsi Ekspor CPO

Indonesia sendiri dari sisi perikanan menduduki posisi nomor dua terbesar di dunia. Ia menyebutkan salah satu keunggulan Bali adalah tuna. Hal itu karena pelabuhan kapal tuna di Pelabuhan Benoa berdekatan dengan airport.
Untuk pengiriman tuna segar dapat dilakukan dengan mudah karena pelabuhan kapal penangkap tuna dekat dengan airport. “Airport yang mendukung kenapa tuna Bali itu favorit sekali,” tandasnya.

Pasar-pasar besar tuna segar dari Provinsi Bali adalah Jepang, Perancis, Amerika. Sedangkan pasar tuna beku/frozen selain Jepang, Perancis dan Amerika, juga Australia. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *