Hidayat Nur Wahid saat menjadi pembicara di Rakernas HIPMI PT. (BP/ist)
MEDAN, BALIPOST.com – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan hutang adalah bentuk neokolonialisme. Oleh karena itu, agar Indonesia bisa terbebas dari hutang, generasi muda perlu membentuk diri menjadi generasi yang mampu menguasai teknologi, bahasa asing, dan sumber daya lainnya dalam menghadapi tantangan dan tantangan global.

Penegasan disampaikan Hidayat Nur Wahid saat memberi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, pada Rakernas HIPMI Perguruan Tinggi (HIPMI PT) di Ruang Audio Visual Gedung Digital Library Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara, Sabtu (22/7).

Baca juga:  Soal Pergantian Mahyudin, Ketua MPR Hormati Keputusan Golkar

“Bahwa sekarang ada beragam tantangan. Namanya bukan sekedar radikalisme saja tapi bermacam seperti neokolonialisme yaitu dijajah oleh kepentingan asing,” kata Hidayat.

Ia mengaku saat ini prinsip-prinsip kebangsaan memudar apalagi di tengah maraknya teknologi informasi dan radikalisme, terorisme, komunis, atheisme, LGBT, termasuk neokolonialisme yang disebutnya tidak sesuai dengan Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan UUD 1945 sebagai dasar hukum negara.

Dia mencontoh hutang yang dinilainya merupakan bentuk neokolonialisme. “Utang misalnya. Utang Indonesia sangat besar. Utang indonesia sudah lebih dari Rp 3.600 triliun. Itu artinya satu kali lipat lebih banyak dari APBN kita per tahunnya,” katanya.

Baca juga:  Diduga Tak Tepat Sasaran, MPR Kaji Alokasi 20 Persen APBN untuk Pendidikan

Karena hutang, maka kedaulatan negara mulai terusik karena negara asing pemberi hutang, bisa mengintervensi kepentingannya terhadap kedaulatan negara. Sangat mungkin ketika negara memutuskan berhutang, tidak terpikirkan bahwa hal itu bisa menjadi ancaman negara.

Hidayat mengatakan, untuk itulah sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI tersebut sangat penting membantu pemerintah mengoreksi beragam penyimpangan dan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan bernegara.

“Kita berharap dengan cara menanamkan semangat pilar kebangsaan yang telah dirumuskan pada pendiri bangsa, maka Indonesia bisa semakin kuat. MPR RI adalah wakil rakyat yang menjadi tempat berkumpulnya seluruh wakil rakyat dari seluruh Indonesia. Dan mengemban amanat untuk melakukan sosialisasi seperti yang diamanat Undang-Undang MD3 No.17 tahun 2014,” katanya.

Baca juga:  Tunda Pembangunan Bandara Buleleng, Ini Alasan Pemerintah Pusat

Ia berharap generasi muda yang terhimpun dalam HIPMI Perguruan Tinggi bergerak sesuai bidang yang ditekuninya dengan menekankan pada jiwa kewirausahaan yang berorientasi menciptakan lapangan kerja. “Karena sangat penting HIPMI Perguruan Tinggi merealisasikan ideologi Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan lainnya,” kata Hidayat.

Sosialisasi dihadiri ketua Fraksi PKS di MPR Tifatul Sembiring, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, Pembantu Rektor I Universitas Negeri Medan (Unimed) serta ratusan mahasiswa yang menjadi peserta sosialisasi. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *