SEMARAPURA, BALIPOST.com – Cuaca buruk yang melanda Kabupaten Klungkung tak hanya berdampak pada aktivitas masyarakat pesisir. Juga pada sektor pertanian.

Salah satunya di Subak Takmung, Desa Takmung, Banjarangkan. Pertumbuhan tanaman hortikultura yang dibudidayakan petani menjadi kurang maksimal.

Salah seorang petani, I Ketut Purna (65) menuturkan, sejak beberapa tahun lalu, sebagain besar lahan persawahan di subak itu tak lagi tertanami padi. Berbekal lasan hasil yang lebih menjanjikan, juga ada yang memilih membudidayakan tanaman hortikultura, salah satunya sayur hijau.

Baca juga:  Dari Kasus Korupsi di Bali Dipantau KPK hingga Rekayasa Belasan Buku Tabungan

Akan tetapi, pada musim tanam ini, hasil yang didapatkan kurang maksimal. Hal tersebut sebagai imbas hujan yang berkepanjangan. Tak pelak, petani pun dibuat kelimpungan. “Hujan terlalu lama, pertumbuhan sayur menjadi terhambat. Begitu juga dengan pemupukan, harus mundur,” tuturnya, Jumat (14/7).

Selain itu, serangan hama, seperti belalang juga semakin banyak. Dihadapkan kondisi demikian, petani paruh baya ini hanya bisa pasrah. Niatnya untuk membasmi tak bisa berjalan maksimal lantaran harga obat tergolong mahal. “Sayur juga ada yang mati,” sebutnya.

Baca juga:  Berhari-hari Rumah Tergenang Air, Warga Nekat Jebol Jalan

Jika dibandingkan dengan sebelumnya, hasil sayur musim ini tergolong yang paling buruk. Namun begitu, ia mengaku masih beruntung lantaran tak menelan kerugian. “Kalau rugi sih tidak. Hanya hasil saja rasanya yang turun,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Klungkung, IB Gede Juanida membenarkan musim ini memberikan dampak buruk pada tanaman hortikultura. “Cuaca sekarang memang berdampak pada tanaman. Tapi kalau diamati, produksinya tidak turun banyak. Itu dilihat dari harga di pasaran masih stabil. Brarti produksi tergolong masih aman,” jelasnya. (Sosiawan/balipost)

Baca juga:  Alas Arum Agrotourism
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *