nelayan
Sat Polair Polres Karangasem saat berada di tengah laut untuk mengevakuasi korban dan perahunya. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Cuaca ekstrim dalam sepekan terakhir membuat situasi di tengah laut amat membahayakan. Oleh karena itu, Sat Polair Polres Karangasem turun ke seluruh garis pantai di Karangasem dengan belasan personil untuk memperingatkan para nelayan.

Kepala Sat Polair Polres Karangasem, AKP I Made Wartama, Jumat (14/7), meminta para nelayan sementara menghentikan seluruh aktivitasnya melaut, sampai cuaca kembali normal.

Wartama menegaskan, dalam sepekan terakhir, gelombang masih tinggi. Ditambah lagi hujan lebat dan angin bertiup sangat kencang. Sangat berbahaya kalau nelayan memaksakan diri melaut.

Dari pantauan aktivitas nelayan di seluruh garis pantai, dikatakan mereka memang memilih memarkir jukungnya di garis pantai, ketimbang melaut karena cuaca buruk. Ada juga yang terlihat memilih beraktivitas memperbaiki jukungnya, seperti yang terlihat di sepanjang garis pantai Seraya, Bias Putih Bugbug, maupun di garis pantai Tanah Ampo hingga Pantai Yeh Malet, Kecamatan Manggis. “Kami sudah tegaskan agar memperhatikan perkembangan cuaca. Jangan dulu melaut dalam situasi seperti ini,” kata Wartama.

Baca juga:  Perbekel Desa Sebatu Meninggal Mendadak

Dalam cuaca ekstrim belakangan ini, beberapa nelayan sudah menjadi korban, karena memaksakan diri melaut. Ini sangat membahayakan. Seperti dialami, seorang nelayan dari Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, I Komang Raka, dia terkatung-katung di tengah laut di sekitar Seraya Timur karena perahunya terbalik, setelah diterjang gelombang ganas di tengah laut, Kamis (13/7) lalu. Beruntung dia masih bisa diselamatkan dan sempat dievakuasi ke wilayah Gili Trawangan, Lombok.

Baca juga:  Lumba-lumba Stenella Attenuata Terdampar di Pantai Bengiat

Sebagai langkah antisipasi terhadap situasi di tengah laut saat ini, Sat Polair, terus melakukan patroli secara rutin. Tidak hanya memantau aktivitas nelayan, tetapi juga penyebrangan di Pelabuhan Rakyat Padangbai, maupun aktivitas diving maupun snorkling di sekitar Bloo Lagon Labuan Amuk hingga situasi proses distribusi BBM dari kapal tengker ke Depo Pertamina Manggis.

Wartama menegaskan, Pelabuhan Rakyat Padangbai, saat ini juga terkena dampak dari cuaca buruk ini. Pelabuhan rakyat sementara masih buka-tutup, sambil menunggu cuaca di sekitar perairan itu kembali membaik.

Sebelumnya, seorang nelayan lainnya, juga nyaris menjadi korban keganasan gelombang di perairan Karangasem. Saat memancing ikan di tengah cuaca buruk, seorang nelayan Ketut Merta (53) digulung gelombang di tengah laut di sekitar Pulau Gili Mimpang, sebelah barat Pulau Gili Kuan dan Gili Biaha, Desa Bugbug.

Baca juga:  Tunggak Pajak Miliaran Rupiah, Pemkab dan DPRD Buleleng Temui Manajemen Bali Handara

Jukungnya seketika terbalik, sedangkan korban sempat terombang-ambing di tengah laut. Beruntung dia masih selamat. Petaka itu juga dialami I Ketut Buda (24). Pemancing yang berasal dari Banjar Abian Canang Desa Ulakan, Kecamatan Manggis ini, tewas setelah diterjang ombak pasang dan terseret ke tengah laut saat memancing di atas karang perairan Bloo Lagoon, Padangbai, belum lama ini. (bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *