labfor
Hasil labfor air tidak mengandung zat kimia. (BP/ist)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Warga Desa Tinga Tinga Kecamatan Geerokgak mendadak resah. Menyusul pasokan air bersih diduga bercampur obat semprot padi jenis Diasinon. Untuk mencegah hal – hal yang tak diinginkan, pihak pengelola air bersih di desa setempat menutup jaringan air bersih tersebut. Sementara polisi melakukan penyelidikan dan menguji sempel air yang diduga mengandung bahan kimia tersebut.

Informasi Rabu (12/7), air bersih di desa ini hanya memenuhi kebutuhan warga Dusun Juntal dan Dusun Taman Sari dengan jumlah warga sekitar 200 kepala keluarga (KK). Sumber air dari pegunungan ini dialirkan melalui lima bak penampungan. Dari lokasi bak kelima ini air bersih kemudian dibagi satu jaringan ke Dusun Juntal dan satu jaringan lagi ke Dusun Merta Sari. Tiga dusun lainnya, yakni Bubunan, Kembang Udaya, dan Dusun Merta Sari, masih menggunakan sumur bor dan sebagian berlangganan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Buleleng.

Baca juga:  Danau Terdegradasi, Bali Kekurangan Air Baku

Awalnya, Selasa (11/7) malam sekitar pukul 22.00 wita, warga tiba-tiba heboh setelah mengetahui air berbau tidak sedap dan mirip obat semprot padi jenis Diasinon. Bahkan, permukaan air tampak berminyak, sehingga situasi ini membuat warga mendadak heboh. Hal itu kemudian diketahui aparat desa dan melaporkannya ke polisi.

Perbekel Tinga Tinga Wayan Suwardipa membenarkan warganya panik karena mengetahui air diduga mengandung obat semprot padi jenis Diasinon. Kondisi air yang tidak layak konsumsi itu diketahui setelah mendapat kabar dari saudaranya Ketut Sugiarta. Ketika itu, ia mandi adiknya mencium air dari bak kamar mandi menyebar aroma menyengat mirip racun Diasinon. Kabar dengan cepat menyebar dan setelah dirinya memastikan ternyata benar air bersih diduga mengandung bahan kimia.

Atas kejadian itu, Suwardipa bersama pengurus pengelola air desa langsung menutup aliran air dari bak penampungan. Dia juga melapor ke polisi dan bersama-sama mengecek ke lokasi bak penampungan air.

Baca juga:  Terlibat 5 Kg Ganja, Diganjar 10 Tahun Penjara

Hasilnya, dari lima lokasi bak penampungan tiu tidak ditemukan bekas memasukkan obat atau benda lain ke dalam bak. Bahkan, dirinya mengaku heran karena hanya jaringan pipa yang menuju ke Dusun Juntal saja airnya berbau racun Diasonon. Sedangkan aliran air ke Dusun Merta Sari tidak ditemukan hal yang sama.

Pasca kejadian ini, untuk sementara aliran air bersih di Dusun Juntal dan di Taman Sari masih ditutup. Sisa air dari bak penampungan itu beberapa hari ke depan akan dikuras hingga benar-benar besih dan nyaman untuk dialirkan ke rumah warga.

Sementara keperluan air bersih warga di dua dusun ini mengambil air sumur bor yang banyak dimiliki warga. Selain itu, ada juga mengambil air dari sumber air di Desa Sanggalangit. “Kebetulan warga kami juga ada yang memakai sumur bor dan ada juga mengkonsumsi air Sanggalangit, sehingga selama kami membersihkan bak, warga tidak kesulitan mendapat air bersih,” jelasnya.

Baca juga:  Bupati Mahayastra dan Ratusan Warga Ikut Kirab Kalpataru di Desa Taro

Di tempat terpisah Kapolsek Kawasan Laut Celukan Bawang AKP Ketut Wisnaya Seizin Kapolres Buleleng AKBP Made Suka Wijaya mengatakan, setelah mendapat pengaduan warga, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab dugaan air bersih terkontaminasi bahan berbahaya. Pihaknya masih menunggu hasil pengujian sempel air yang sudah diambil ketika warga mengadukan kejadian tersebut.

“Contoh air kita bawa ke laboratorium untuk memastikan apakah air itu mengandung bahan berbahaya atau tidak. Untuk sementara aliran air dari bak yang mengalirkan air berarma tidak sedap itu kita tutup dulu dan dipasang garis polisi,” tegasnya. (mudiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *