siswa
Kadisdikpora Buleleng Gede Suyasa. (BP/mud)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Awal tahun ajaran baru 2017/2018, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng memperkirakan ada 300 siswa yang drop out (DO). Atas kondisi ini, Disdikpora memberikan waktu dua hari kepada setiap Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) untuk mendata dan mengarahkan agar ratusan siswa itu mau melanjutkan ke SMP baik negeri dan swasta. Kadisdikpora Buleleng Gede Suyasa menekankan hal itu saat membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMPN 2 Singaraja Senin (10/7).

Lebih jauh Suaysa mengatakan, berdasarkan data yang ada total siswa baru yang diterima di sekolah negeri sebanyak 10.261 orang. Sementara dari sekolah swasta diperkirakan menerima siswa baru 680 orang dan madrasah telah mendapat siswa baru sebanyak 621. Dari jumlah keseluruhan, pihaknya mempredikasi siswa yang DO sebanyak 300 orang.

Baca juga:  Kampus di Buleleng Jadi Klaster COVID-19, Segini Jumlah Kasusnya

“PPDB kita sudah berjalan walau diwarnai riak-riak kecil dan itu sudah diatasi. Sekarang dari jumlah siswa yang sudah diterima tugas kita sekarang melacak ke mana 300 anak ini apakah tidak melanjutkan karena bekerja atau pindah skeolah ke luar kabupaten,” katanya.

Menurut Suyasa, untuk menelusuri keberadaan ratusan siswa yang drop out itu, Disdikpora membentuk posko DO di masing-masing UPP. Untuk mendapatkan data pasti, Kepala UPP ini diberikan batas waktu harus sudah memiliki data pasti siswa yang DO. Setelah data masuk, Disdikpora akan mengarahkan anak-anak tersebut untuk bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP sesuai dengan amanat undang-undang penuntasan wajib belajar sembilan tahun. Hanya saja, anak-anak yang bisa diarahkan melanjutkan sekolah yang maish berada di wilayah kabupaten.

Baca juga:  Karena Ini, Para Guru di Badung Dites Swab

Sementara jika ada siswa yang sudah pindah ke kabupaten lain, maka Disdikpora tidak akan mengambil langkah lanjutan. “Kami punya keterbatasan dan khusus untuk yang maish ada di Buleleng tim posko DO termasuk saya sendiri akan turun langsung untuk membujuk agar mau sekolah. Dengan langkah ini kalau membuat angka DO nol persen mungkin sulit, tetapi kami optimis memperkecil jumlah DO akan bisa dilakukan mealui pembentukan posko DO,” jelasnya.

Tidak hanya mengajak siswa melanjutkan sekolah, Disdikpora telah menyiapkan program untuk membantu meringankan beban siswa yang DO karena alasan biaya transportasi atau perlengkapan sekolah. Khusus bantuan transportasi sudah dilakukan pada tahun ajaran terdahulu dan maisng berlangsung smapai sekarang. Anggaran ini ditanggung murni melalui APBD Buleleng.

Baca juga:  Makna Kompetisi bagi Sekolah

Sementara bantuan perlengkapan sekolah, Disdikpora juga menggandeng pihak ketiga yang bersedia menjadi donatur untuk membantu siswa, sehingga tidak ada alasan anak-anak tidak sekolah. “Ini sebagai implementasi visi Bupati kita untuk mendekatkan aksibilitas pendidikan dan kualitas pendidikan di daerah kita. Anak-anak tadinya DO karena alasan tidak ada biaya transprtasi kita akan siapkan dan perlengkapan sekolah kita bantu bekerjasama dengan para donatur,” tegasnya. (mudiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *