Warga menggelar Tradisi Kebo-keboan mengakhiri Lebaran. (BP/udi)
BANYUWANGI, BALIPOST.com – Masyarakat Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Jawa Timur memiliki tradisi unik mengakhiri Lebaran. Mereka menggelar tradisi kebo-keboan, Senin (3/7).

Tradisi ini mengarak bajak yang ditarik manusia berkostum kerbau dengan mengelilingi kampung. Konon, kerbau merupakan binatang kesayangan leluhur kampung setempat.

Ritual diawali dengan nyekar dan selamatan ke makam Ki Buyut Jakso, leluhur warga setempat. Setelah itu, ritual mengarak kebo-keboan. Dimulai dari kantor Kelurahan setempat. Selama arak-arakan, gamelan angklung khas Banyuwangi ditabuh bertalu. Di depan iring-iringan, dua ekor manusia sapi memanggul bajak. Ratusan warga mengiringi dari belakang. Di setiap perempatan, bajak akan berhenti. Warga menyiramnya dengan air.

Baca juga:  Karena Ini, Dua Pemuda Asal Banyuwangi Dipulangkan

Arak-arakan terus mengelilingi setiap sudut kampung. Iring-iringan berakhir di perempatan yang menjadi pusat desa. “Ini tradisi turun temurun setiap tahun. Tepatnya di 9 Syawal atau setelah Lebaran,” kata Rifki A. Yamin, salah satu tokoh pemuda Boyolangu.

Setelah kebo-keboan, imbuhnya, tradisi dilanjutkan dengan puter kayun, warga beramai-ramai menaiki dokar menuju Pantai Watudodol, Selasa (4/7). Tradisi ini untuk mengenang leluhur warga.

Dahulu, Ki Buyut Jakso dikenal sosok sakti. Kemudian, diminta penguasa Banyuwangi kala itu untuk membantu membuka jalan raya di sekitar pantai Watudodol. Berkat kesaktiannya, jalan bisa dibuka. Sejak itu, setiap Lebaran, warga beramai-ramai ke pantai Watudodol untuk menggelar selamatan bersama. ” Jadi, tradisi ini untuk melestarikan budaya leluhur,” tegasnya lagi.

Baca juga:  Kebagian Etape Tiga TdI, Banyuwangi Siapkan Tanjakan Gumitir

Selama tradisi kebo-keboan dan puter kayun, warga setempat membuka anake kuliner khas. Ini juga menjadi ikon warga setempat. Berbagai kuliner lokal dipamerkan. Kegiatan ini kata Yamin untuk menumbuhkan semangat wirausaha warga. Apalagi, Kelurahan Boyolangu memiliki banyak kuliner khas. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *