kanker
dr. Gede Wiartana,M.Kes
SINGARAJA, BALIPOST.com – Setelah jadwal operasi dibatalkan tanpa alasan jelas, Made Gunaka (57), Warga Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan yang menderita kanker usus menjalani operasi di RSUD Buleleng Selasa (27/6). Penanganan ini sekaligus membatalkan rencana pasien akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sangglah di Denpasar.

Sebelumnya, Gunaka akan menjalani operasi di RSUD Sabtu (24/6) minggu lalu. Jadwal tersebut tiba-tiba dibatalkan tanpa alasan jelas. Pasien yang menggunakan klaim Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut mengeluhkan pelayanan di rumah sakit plat merah di Bali Utara tersebut.

Pantauan di RSUD Buleleng menyebutkan, Gunaka mulai menjalani operasi sekitar pukul 09.00 wita. Penyakit kanker yang dideritanya ini tergolong penyakit berat, sehingga tim dokter melakukan operasi hingga enam jam. Sementara, anaknya Ketut Joli Sukrawan dan kerabatnya tampak mondar-mandir di luar ruangan menunggu keterangan dari tim dokter yang sedang mengangkat penyakit kanker yang diderita ayahnya.

Ditemui di RSUD, Joli Sukrawan mengatakan, setelah jadwal operasi dibatalkan sepihak oleh RSUD, ayahnya terpaksa dirawat di rumahnya. Sementara saran agar ayahnya dirujuk ke RSU Sangglah belum diputuskan. Atas kondisi itu, dia bermaksud untuk mencari bantuan kepada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) seperti yang disarankan oleh dokter yang menangani orangtuanya. Belum sempat menghadap Bupati, dia difasilitasi oleh LSM Gema Nusantara (Genus) Antonius Sanjaya Kiabeni. Tidak berselang lama, setelah di fasilitasi oleh Anton, Joli dihubungi pihak RSUD. Petugas di ruang Kamboja meminta agar ayahnya menjalani opname. Petugas juga menyampaikan bahwa kanker usus yang di derita orangtuanya akan di operasi pagi.

Baca juga:  RSUD Sanjiwani Bersiap Tangani Pasien Covid -19

Mendapat kabar itu, Joli memutuskan kembali ke RSUD. Saat menjalani perawatan orangtuanya langsung menjalani persiapan operasi. “Maunya mengikuti saran dokter yang menaganai melapor ke Bupati. Kebetulan ada kerabat menyarankan agar difasilitasi oleh LSM Pak Anton dan Minggu (25/6) bapak disuruh opname dan disuruh puasa dan sekarang sudah dioperasi,” katanya.

Meski sudah sempat bingung dengan pelayanan RSUD, Joli mengaku tetap bersukur karena kanker yang diderita orangtuanya ditangani di RSUD Buleleng. Pria yang sedang kuliah di Kampus Pansopia Singaraja itu berharap menejemen rumah sakit ke depan memberikan penjelasan yang dapat dimengerti baik oleh pasien dan keluarganya. Pasalnya, bisa saja pengalaman yang dialami orangtuanya itu dialami oleh pasien lain, sehingga pasien mendapat pelayanan yang optimal.

Baca juga:  Per Sabtu, Jumlah Kematian akibat COVID-19 Bertambah 15 Orang

“Rumah sakit terus terang saja, kalau memang karena alat tidak ada dismapaikan dan kalau memang alasan teknis lain lebih baik dijelaskan kepada pasien atau keluarganya. Kalau keluarga pasiennya berpangalaman luas dan mau menyampaikan keluhan mungkin bisa ditangani. Kalau pasien yang tidak tau siapa yang bisa memfasilitasi mungkin mengalami seperti bapak saya,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng dr. Gede Wiartana, M.Kes. membenarkan pasien Made Gunaka sudah menjalani operasi di rumah sakit yang dipimpinnya itu. dr. Wiartana mengatakan, keputusan rumah sakit melayani tindakan operasi itu bukan karena difasilitasi tokoh LSM atau pejabat di daerah.

Akan tetapi setelah pembatalan jadwal operasi itu dikeluhkan oleh keluarga pasien, pihaknya kemudian melakukan kordinasi dengan memebrikan penjelasan teknis kepada keluarga pasien. Dari kordinasi itu, antara keluarag pasien, tim dokter dan pihak menejemen RSUD menyapakati untuk melakukan operasi.

Baca juga:  Pasukan Tempur Dikirim ke Papua, Ini Kata Pangdam

Keluarga pasien disebut sudah menerima segala resiko yang mungkin terjadi dalam proses dan setelah operasi. Hal ini karena dari pertimbangan dan penalaman para dokter, bahwa kanker usus merupakan penyakit berat dan penanganan operasi penuh resiko. “Dari awal kasus ini sudah kita sampaikan kalau kanker usus ini berat dan selama operasi bisa saja muncul resiko seperti pendarahan, pasien kembali sadar lama karena dibius total. Sel kanker-nya bisa menyebar. Karena sudah disepakati bersama, sehingga tindakan operasi dialkukan dan sekarang sedang berlangsung,” tegasnya.

Sekedar mengingatkan, pasien penderita kaner usus Made Gunaka batal menjalani operasi di RSUD Buleleng. Sedianya operasi dilakukan Sabtu (25/6) lalu tiba-tiba dibatalkan tanpa alasan jelas. Keluarga pasien akhirnya mengeluhkan pelayanan yang terkesan menyulitkan pasien. Atas keluhan itu, pihak RSUD berdalih penyakit yang diderita pasien tergolong berat dan disarankan untuk dirujuk dk RSU Sangglah. (mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *