sekolah
Terlihat bangunan bekas SMP PGRI 8 Payangan yang terbengkalai dipenuhi rumput ilalang. (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Bertahun-tahun tidak difungsikan, bangunan bekas SMP PGRI 8 Payangan kini terbengkalai. Padahal bangunan sekolah yang berada di sebelah utara kantor Desa Buahan, Payangan itu masih representatif untuk proses belajar mengajar. Kini pihak Desa Buahan pun berharap SD N 3 Buahan direlokasi ke lokasi tersebut.

Pantaun Bali Post Jumat (23/6), nampak halaman bekas SMP PGRI 8 Payangan itu ditumbuhi semak blukar. Padahal kondisi bangunan di lokasi tersebut terpantau masih baik, sejumlah ruang kelas di tempat tersebut pun ditempati buruh bangunan yang sementara waktu. “Sementara buruh bangunan yang sedang ada proyek di desa, saya arahkan tinggal disini, toh bangunan ini tidak terpakai, paling tidak mereka (buruh-red) juga bisa sedikit bersih-bersih disini, “ ucap Perbekel Desa Buahan Wayan Mudiarta.

Baca juga:  Dari Singapore Airlines Buka Kembali Rute ke Bali hingga Laklak Biu Men Bayu

Mudiarta menjabarkan awalnya di lokasi tersebut adalah Sekolah Rakyat yang berdiri sekitar 1 April 1945. Seiring perjalanannya kemudian berubah menjadi SD N 1 Buahan.  “ Setelah itu, karena minimnya jumlah siswa SD N 1 ini di redroping ke SD N 3 Buahan, kemudian bangunanya dipakai oleh SMP PGRI 8 Payangan yang berada di bawah yayasan, sekitar tahun 1983, “ terangnya.

Bangunan yang difungsikan oleh SMP PGRI 8 Payangan itu pun beberapa kali di renovasi. Namun seiring perjalanan sekolah ini juga mulai kekurangan murid, hingga akhirnya sekitar 2012 sekolah tersebut resmi ditutup karena tidak mendapat siswa. “Dengan berdirinya SMP 3 Negeri Payangan sehingga SMP PGRI tidak dapat murid lagi, seingat saya terakhir ada 7 anak yang mengikuti ujian, setelah itu tidak ada lagi,“ katanya.

Baca juga:  Lulusan Vokasi Harus Dipersiapkan Sesuai Kebutuhan Dunia Kerja

Dikatakan pihak yayasan kini menyerahkan kembali areal tersebut ke pihak desa. Kini pihak desa pun berinisiatif kembali memanfaatkan bangunan tersebut, karena dinilai masih representatif untuk proses belajar mengajar. “Kami usulkan SD N 3 dikembalikan ke sekolah ini, karena posisi SD N 3 yang sekarang kami lihat kurang bagus, apalagi dekat dengan jalan raya, kemarin saja ada anak yang kecelakaan sampai patah tulang,“ ujarnya.

Dikatakan rencanan ini pun sudah disampaikan secara lisan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar. Hanya secara tertulis masih menunggu kesepakatan laebih lanjut. “ Memantapkan rencana ini sudah inten kami lakukan, karena selain bangunan yang masih bagus, posisi sekolah ini juga tepat yakni bersebelahan dengan lapangan, kendaraan juga tidak banyak yang lalu lalang, sehingga anak akan lebih aman saat bermain,“ tandasnya. (manik astajaya/balipost)

Baca juga:  Dua Zona Merah Ini Laporkan Tambahan Pasien COVID-19 Sembuh Terbanyak
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *