Penanganan TBC
Ilustrasi. (BP/Istimewa)
DENPASAR, BALIPOST.com – Penemuan “suspect” TBC (tuberculosis) di Kota Denpasar mengalami peningkatan dari 451 pasien di tahun 2015 menjadi 500 orang di tahun 2016. Peningkatan ini akibat gencarnya sosialisasi yang telah dilakukan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Denpasar dengan Dinas Kesehatan Kota Denpasar.

“Peningkatan penemuan kasus TBC karena kesadaran masyarkat terhadap bahaya TBC telah meningkat. Sehingga dengan semakin cepat ditemukan kasus semakin mudah untuk mencegah penularannya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Putu Sri Armini ditemui usai menyerahkan bantuan paket gizi kepada 100 penderita TB di Kota Denpasar, Kamis (15/6) di Kantor PPTI Cabang Kota Denpasar.

Baca juga:  Setelah Nyepi, Denpasar akan Gelar PTM

Untuk itu pihaknya terus meminta pada petugas PPTI dan petugas Puskesmas untuk terus melakukan penyuluhan ke masyarakat guna terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya TBC. Sosialisasi yang dilakukan disamping untuk menghilangkan kesan bahwa penyakit TBC merupakan penyakit keturunan. “Penyakit TBC bukan penyakit keturunan, melainkan penyakit menular yang bisa disembuhkan,” jelas Sri Armini.

Ia berharap pada semua penderita TBC untuk mentaati aturan berobat sehingga bisa sembuh secara tuntas. Keberhasilan penderita TBC untuk sembuh dari penyakit karena proses minum obat cukup panjang minimal enam bulan diperlukan pendamping untuk terus memotivasi agar mau minum obat secara teratur. Melalui penyerahan paket gizi ini pihaknya sengaja mengundang para pendamping minum obat agar mengawasi terus penderita TBC utuk terus minum obat.

Baca juga:  Pembangunan Balai Budaya Lumintang, Ornamen Bali Diminta Tak Sekedar Tempel

Ketua PPTI Cabang Kota Denpasar dr. I Made Sudhana Strigraha menambahkan tugas PPTI untuk terus mensosialisasikan dan memberikan penyuluhan tentang TBC dalam membantu Dinas Kesehatan. Disamping itu terus melakukan penjaringan di masyarakat untuk menemukan kasus-kasus baru di masyarakat. Hal ini agar dapat mencegah penularan sejak dini. “Kami terus melakukan penyuluhan dan menjaring suspek ke masyarakat berkerjasama petugas kesehatan di Puskesmas,” ujarnya.

Baca juga:  Jumlah Kasus TBC Indonesia Tempati Posisi Ketiga di Dunia

Ke depannya, menurut Strigraha, pihaknya selain melakukan penyuluhan langsung ke rumah-rumah juga akan memanfaatkan teknologi dengan melibatkan masyarakat untuk melaporkan bila menemukan masyarakat dengan ciri-ciri TBC. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *