Penari Joged Bumbung mengajak salah satu penonton untuk menari di arena PKB. (BP/Dokumen)
DENPASAR, BALIPOST.com – Parade Tari Bumbung yang ditampilkan di Pesta Kesenian Bali (PKB) di Kalangan Ratnakanda, Taman Budaya Bali, Senin (12/6) siang sontak mengundang para penonton yang memadati area tersebut. Parade joged Bumbung Klasik dibawakan Sanggar Tari Dharma Shanti Desa Pakraman Bila Tua, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng cukup mengesan dan tampak elegan. Taka ada lagi kesan ‘Porno’ pada pertunjukkan joged itu.

Parade Joged Bumbung merupakan salah satu pertunjukkan yang mengisi Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39. Tari ini melibatkan empat orang penari cantik dengan riasan make up khas Kabupaten Buleleng. Aksi mereka juga didukung dengan gamelan tradisional bamboo yang dipadukan dengan gong, kendang, cengceng dan lainnya.
Ketua Sanggar Dharma Shanti Ni Nyoman Darmaweni mengatakan melalui penampilan dari sanggarnya di PKB ini, dirinya berharap kesan porno pada tarian ini hilang. “Melalui PKB ini kami menampilkan joged tanpa unsur porno. Kami menampilkan pakem yang elegan,” katanya.

Baca juga:  Kejar Target 20 Juta Wisman, Indonesia Gelar 180 Event Mancanegara di 2018

Darmaweni pun berharap, agar ke depan, tidak ada lagi orang yang membangun dan merubah image Joged menjadi porno. “Harapan saya ke depan, khususnya kepada para remaja agar tidak lagi menganggap joged itu sebagai sesuatu yang jelek. Melalui event ini juga kami mohon kepada msyarakat jika punya jiwa seni untuk menari joged. Dan juga tidak melihat miring tentang menari joged,” tegasnya.

Dikatakannya, selama ini anggapan atau kesan porno tentang joged sangat merugikan para penari yang ada. Hal ini dikarenakan tindakan beberapa penari yang beberapa waktu lalu sering membuat joged berkesan agak porno. “Kami tampilkan joged klasik yang menjaga harga diri kesenian joged yang sudah dicap porno. Lewat kegiatan PKB ini juga, kami harapkan agar PKB bisa menjadi ajang menjaga kelangsungan joged di masa mendatang,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang penari, Komang Erni Sri Wahyuni, juga mengaku setuju untuk tegas menolak joged porno. Bajang jegeg 21 tahun ini juga mengatakan jika joged yang mereka bawakan di PKB dibuat khusus. “Tari ini dibuat khusus untuk PKB. Saya sih senang karena bisa melestarikan budaya Bali lebih elegan. Dan seharusnya nari ini bukan yang joged porno,” pungkas wanita yang sudah nenari selama 9 tahun ini.

Baca juga:  Pabrik Dupa Terbakar, Kerugian Puluhan Juta Rupiah

Pesta Rakyat Bali ini akan berlangsung selama sebulan penuh. Hingga 10 Juli mendatang. Menampilkan 230 pertunjukkan tari dengan melibatkan sekurang-kurangnya17 ribu seniman tari se Provinsi Bali. ‘’Ini benar-benar pesta rakyat dan pengunjungnya setiap tahun selalu bertambah,’’ kata Kadisbupar Provinsi Bali, Dewa putu Beratha, Senin (12/6).

Bila kapasitas Taman Budaya Bali mampu menampung 6.000 pengunjung, dalam 30 hari bisa dipastikan ada 180.000 ribu pengunjung menyaksikan berbagai kesenian dari berbagai wilayah di Provinsi Bali. “Itu hanya sekali pertunjukkan. Nah di sini ada 7 tempat, jumlahnya sebulan bisa sejuta lebih,” ujarnya.

Baca juga:  Putri Pariwisata Raih Empat Award Tingkat Dunia

Menurut Dewa, selain pertujukan tari, di luar gedung juga disediakan kuliner khas Bali. Jumlahnya sebanyak 28 jenis kuliner yang siap melayani pengunjung mulai pukul 08.00 sampai 20.00. Tidak hanya itu, di PKB ini juga digelar hasil kerajinan rakyat Bali mulai dari kerajinan ukir, seni rupa, hingga fashion khas Bali.

Tahun 2016 lalu, lanjut Dewa, selama sebulan PKB menghasilkan omzet sebesar Rp 12 miliar. Itu berasal dari transaksi kerajinan, kuliner, dan seni rupa. “Untuk melihat pertunjukkan kami tidak memungut tiket sama sekali. Jadi gratis,” katanya.

Menpar Arief Yahya yang hadir saat pembukaan Parade Budaya Pesta Kesenian Bali di Renon, Denpasar itu makin terkesan dengan pentas itu. “Makin bagus dari tahun lalu! Silakan datang ke Art Center Denpasar, tonton PKB 2017,” ungkap Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *