Ilustrasi. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Dari sekian ibu hamil, 70 persen diprediksi mengalami kelebihan kolesterol. Kelebihan kolesterol sangat berbahaya untuk kehamilan maupun ibu yang sedang mengandung.

Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan eklampsia (keracunan kehamilan) dan berisiko terhadap kematian ibu dan bayinya. Di Bali sekitar 20 persen penyebab kematian ibu adalah pre-eklampsia.

Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Dr. dr. Anak Agung Ngurah Jaya Kusuma, Sp.OG (K) MARS, mengatakan SREBP 2, yang merupakan faktor regulator lemak yang terganggu, menyebabkan banyak wanita hamil mengalami kenaikan kolesterol. Kolesterol yang berbahaya adalah kolesterol LDL. Kolesterol ini menyebabkan tersumbatnya aliran darah di plasenta dan menyebabkan plasenta menjadi kekurangan oksigen (hipoksia) hingga menyebabkan keluarnya radikal bebas yang berbahaya untuk sel endotel.

Baca juga:  Saat Pandemi COVID-19, Agus Nova Pilih Lakukan Ini

Sel endotel yang rusak di seluruh tubuh menyebabkan kegagalan organ. Bila tidak diobati maka dapat menyebabkan ibu dan anak berisiko kematian. Kolesterol yang tinggi pada ibu hamil sangat berbahaya karena menandakan sudah terjadi kerusakan regulatornya yaitu SREBP 2 dan mengakibatkan tersumbatnya pembuluh darah yang disebut dengan aterosis akut. “Masalahnya tidak semua memeriksakan kolesterolnya dan belum menjadi tanggungan BPJS karena bukan kebijakan skrining,” ungkapnya.

Mantan Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah ini menemukan kadar lemak yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya pre-eklampsia. “Selama ini banyak sekali teori-teori tentang penyebab pre eklampsia yang sulit dibuktikan,” ujarnya.

Baca juga:  Baca! Ini 5 Mitos tentang Kolesterol

Ia menyebutkan penelitian ini juga membuka wawasan baru tentang pentingnya diet untuk ibu hamil. Ibu hamil harus makan dengan komposisi nutrisi yang berimbang, yaitu 50 persen atau 60 persen karbohidrat, 30 persen atau 40 persen lemak dan sisanya protein.

Lemak yang harus dikurangi dan jenis lemak yang boleh dimakan adalah jenis lemak esensial yaitu omega 3 dan omega 6. “Karena ini penting untuk mencegah pre eklampsia. Dan sangat penting untuk merangsang sel-sel saraf otak dan mata bayi serta perkembangan intelektual bayi,” jelasnya.

Baca juga:  30 Ibu Hamil Positif HIV Jalani PMTCT, Belasan Bayi Negatif

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa anak-anak yang ibunya selama mengandung tidak mendapatkan asupan omega 3 dan 6, mengalami gangguan saraf otak, mata dan intelektual pada anaknya. “Penelitian saya ini menguatkan bahwa makanan berlemak harus dikurangi jumlahnya dan ditingkatkan kualitasnya dengan yang mengandung omega 3 dan 6,” tandasnya.

Zat tersebut juga bisa didapat bila ibu makan satu sampai dua potong ikan seperti ikan tuna, dll yang banyak mengandung omega 3 dan 6. “Jangan makan ikan-ikan yang buas dan pemangsa ikan seperti ikan hiu dan sejenisnya karena banyak mengandung merkuri,” imbaunya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *