Mahasiswa Undiksha menggelar aksi memperingati Hari Lahir Pancasila. (BP/sos)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Ratusan mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dari berbagai fakultas memadati Taman Kota Singaraja untuk menggelar aksi damai berkaitan dengan hari lahirnya Pancasila, Kamis (1/6). Dalam orasinya, mereka menegaskan dasar-dasar negara harus dijaga dan menjadi harga mati yang tak bisa dirubah.

Presiden Mahasiswa Republik Mahasiswa Undiksha, I Made Dicky Satya Narayana mengatakan aksi damai yang diisi long march dari Rektorat Undiksha ini sebagai bentuk dukungan untuk menjaga keutuhan NKRI, disamping sebagai wujud sikap menjunjung nasionalisme. “Ini bentuk kepedulian pada Pancasila,” tegasnya diiringi pekikan NKRI harga mati dari ratusan mahasiswa.

Baca juga:  Buang Sampah Sembarangan, Dua Warga Diamankan Satpol PP

Aksi ini, sambung dia muncul atas inisiatif mahasiswa. Tidak ada interpensi maupun ditunggangi kepentingan politik. “Ini murni inisiatif kami. Tidak ada intervensi,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III Undiksha, Dr. I Gusti Ngurah Pujawan, M.Kes menyebutkan saat ini negara telah dihujani sejumlah persoalan yang mengarah untuk memecah belah bangsa. Hal ini perlu mendapat perhatian dari masyarakat untuk secara bersama-sama memerangi hal itu. “Aksi ini sebagai bentuk untuk menjaga keutuhan NKRI. Itu Harga mati,” ucapnya

Baca juga:  Jangan Lupakan Sejarah Bangsa

Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi, Putu Gede Parma, S.STPar., M.Par yang juga turut berorasi menyampaikan ditengah maraknya aksi intoleran dan radikalisme, konsensus nasional berupa Pancasila, UUD 1945, NKRI dan bhineka tunggal ika, harus tetap dijaga. Itu harga mati yang tak perlu diotak- atik atau dipertanyakan lagi.

Sementara itu, guna mengantisipasi aksi yang mengarah untuk memecah bangsa, pelaksanaan program Bela Negara, yaitu penguatan wawasan kebangsaan, cinta tanah air, kepemimpinan,dan proxy war perlu terus digencarkan. “Selanjutnya Pancasila perlu diaplikasikan dengan kondisi kekinian, seperti menggunakan IT, aplikasi game digital, film kartun utk anak-anak, perlombaan & pagelaran yg bersifat seni budaya,” sebutnya. (Sosiawan/balipost)

Baca juga:  ISIC 2019, Ajang Temu Pelajar Diaspora Internasional di Inggris
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *