GIANYAR, BALIPOST.com – Pertemuan antara Penglingsir Puri Saren Kelod Semar Kuning, Drs. I Gusti Ketut Dalem dengan anak angkatnya Dato Sri Dr. Aixinjueluo Yuhao berawal dari sebuah acara pertukaran budaya internasional. Di sana lah keduanya bertemu dan saling berbincang. Awalnya mereka yang sama-sama memiliki ketertarikan akan seni budaya merasa ada kecocokan karena bisa saling bertukar pikiran.

Pertemuan itu kemudian berlanjut dengan sejumlah perbincangan. Pada tahun lalu, Aixinjueluo Yuhao, mengundang Penglingsir Puri Saren Kelod bersama keluarganya ke Laos. Diundang pula, sejumlah seniman Bali untuk melihat proyek Aixinjueluo Yuhao di Laos dan Malaysia. Setelah beberapa kali perjumpaan, keduanya makin dekat dan menceritakan tentang leluhur dan asal usul masing-masing.

Menurut penuturan Aixinjueluo Yuhao yang setelah resmi diangkat anak Raja Puri Saren Kelod bernama Ananda Putra I Gusti Ketut Dalem ini, dari cerita tentang asal usul ini diketahui bahwa Raja Puri Saren Kelod merupakan keturunan dari Raja Majapahit. Dirinya sendiri juga merupakan keturunan kerajaan dari Dinasti Qing di Laos. “Kami berdua memiliki ikatan leluhur yang unik sehingga sejumlah kerabat dari pihak Raja maupun rekan-rekan saya mengusulkan agar kami menjalin hubungan kekeluargaan yang lebih erat,” jelasnya didampingi salah satu rekan bisnisnya, Dato Sri Tock Min Kin.

Karena raja tidak memiliki anak sedangkan ayah Ananda Putra sudah meninggal, mereka sepakat untuk menjalin ikatan kekeluargaan sebagai ayah dan anak angkat yang disahkan secara hukum. Melalui pengangkatan anak ini, I Gusti Ketut Dalem berharap kebudayaan Bali bisa makin dikenal di mancanegara, sebab Ananda Putra juga merupakan salah satu pimpinan dari Dewan Kebudayaan Dunia. “Saya berharap, kebudayaan Bali bisa lebih dikenal lagi sehingga masyarakat dunia makin menghargai kesenian Bali dan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Bersatunya Dua Budaya lewat Pengangkatan Anak di Puri Saren Kelod
Terkait pengangkatannya sebagai anak kehormatan, Ananda Putra merasa bahagia dan juga tersanjung. Sebab, ia mengaku sangat jatuh cinta dengan budaya dan kesenian Bali.

Setelah bertemu dengan Tu Aji, demikian ia menyapa Gusti Ketut Dalem, dirinya mendapat banyak pengetahuan yang mendalam terkait kesenian Bali. “Kesenian Bali sangat unik dan spesial, baik itu dalam bentuk ukiran kayu, patung, maupun lukisannya. Semuanya memiliki sejumlah kelebihan khusus yang belum dieksplorasi dan diperkenalkan pada dunia,” tuturnya.

Ia juga mengatakan mengundang sejumlah perwakilan dari Dewan Kebudayaan Dunia untuk melihat hasil karya para seniman Bali dan merasa bahwa karya mereka mempunyai karakter artistik yang bisa diperkenalkan pada dunia. Karena dirinya juga seorang pebisnis, ia tak menampik bahwa Bali masih memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Ananda Putra mengaku tertarik berinvestasi di Bali. Di negaranya, ia telah memiliki sebuah hotel dan ingin mengembangkan sejumlah akomodasi wisata di Bali bersama teman-temannya. Tentunya, hotel yang akan dibangun menitikberatkan pada karakter dan keunikan seni kerajaan di Bali.

Bahkan ia juga memiliki niat untuk membantu anak-anak tidak mampu di Bali agar mereka bisa bersekolah dan memperoleh pendidikan layak sehingga bisa bekerja hingga ke mancanegara. Rencananya akan ada yayasan yang menaungi bantuan itu dan dananya akan diperoleh melalui penyisihan keuntungan yang diperolehnya dalam berinvestasi di Bali. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *