kawasan
Petugas BPBD Klungkung memasang papan peringatan di kawasan Eks Galian C, Kamis (11/5). (BP/kmb)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pasca adanya pemancing yang tewas tenggelam di eks galian C, Tukad Unda, Banjar Dukuh, Desa Gelgel, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasang papan peringatan, Kamis (11/5).

Pemasangan papan peringatan ini dilakukan karena kawasan bekas muntahan lahar gunung Agung tersebut masuk “zona merah” alias sangat rawan terjadinya kecelakaan terseret arus. Apalagi wilayah tersebut banyak dipenuhi kubangan bekas Galian dengan kedalaman 2 sampai 12 meter.

Pemasangan papan peringatan oleh BPBD tidak dilakukan secara menyeluruh. Pihak BPBD Klungkung, baru memasang papan peringatan tersebut di tiga titik yang berada di wilayah Desa Tangkas dan Jumpai. “Kita tidak ada kata terlambat untuk berbuat hari ini. Atas petunjuk pak Bupati, kita pasang rambu himbauan di kawasan Tangkas dan Jumpai,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, Putu Widiada.

Baca juga:  Terseret Arus Pantai Bias Saut, Remaja NTT Ditemukan Tak Bernyawa

Menurut Putu Widiada, pemasangan papan peringatan di kawasan Eks Galian C akan dilanjutkan di daerah-daerah yang rawan. Pemasangan papan peringatan tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan agar tidak ada korban lagi yang tenggelam di eks Galian C.

Apalagi masih banyaknya warga yang beraktivitas di eks galian C seperti mancing, offrod dan lainnya. “Kita hanya bisa menghimbau agar warga untuk lebih berhati-hati jika beraktivitas di eks galian C, terutama di kubangan bekas galian karena sangat rawan,” katanya.

Untuk diketahui kawasan eks galian C  yang berada di hilir sungai Unda selama ini dikenal sebagai wilayah yang sangat rawan. Wilayah yang dipenuhi dengan kubangan ini kerap merenggut korban jiwa.

Baca juga:  PSN Denpasar akan Gelar "Gangga Pratistha"

Selama rentang waktu sebulan terakhir sudah terjadi dua kejadian warga tenggelam di kubangan eks galian C yang merenggut dua nyawa. Sebelum menimpa I Komang Budiasa (35), warga Banjar Celagi, Desa Kamasan, Minggu (9/4) lalu, I Ketut Wisnawa (19), warga Desa Kedisan, Tegalalang, Gianyar juga meninggal dunia di kubangan eks galian C.

Saat itu Wisnawa nekat mandi dan menyebrangi kubangan eks galian C dari  selatan sampai ke utara. Namun naas, setelah sampai di tengah kubangan ia hilang dan tenggelam sampai akhirnya mengapung dan sudah menjadi mayat.

Baca juga:  Dua Buruh Tenggelam di Tukah Yeh Ho

Sedangkan korban terakhir yakni Komang Budiasa asal Desa Kamasan juga terseret arus dan tenggelam di kubangan  eks Galian C Klungkung, di wilayah banjar Dukuh, Desa Gelgel, Klungkung, Senin petang (8/5) lalu.

Jenasahnya baru ditemukan petugas Rabu (10/5) sekitar pukul 08.30 Wita. Namun saat ditemukan kondisi jenasah korban sudah membusuk dan berlumuran lumpur. Jenasah korban ditemukan sekitar satu kilomter dari lokasi terakhir korban tenggelam. Petugas juga baru bisa menemukan jenasah korban setelah melihat ada tanda-tanda gerombolan lalat yang berkerumun di atas tumbuhan enceng gondok. Sehingga setelah ditelusuri oleh penyelam, jenasah korban akhirnya ditemukan nyangkut dibawah enceng gondok. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *