Positif Kanker Serviks
Tes IVA. (BP/ist)
DENPASAR, BALIPOST.com – Kanker serviks, pembunuh wanita nomor dua setelah kanker payudara. Hingga kini kanker serviks masih menjadi ancaman bagi wanita.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat selama triwulan I, Januari hingga Maret 2017, 3.224 wanita usia subur (wus) yang diperiksa dengan IVA, 193 wanita positif. Sedangkan tahun sebelumnya, dari 16.440 wus, 827 wanita positif mengidap kanker serviks.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM menargetkan tahun ini 15 persen WUS mendapat tes IVA. Target tersebut ditingkatkan dari 2015 yang hanya 10 persen dari WUS.

Baca juga:  Sembilan TK di Buleleng Ini Kini Berstatus Negeri

Ia mengatakan kendala utama yang dialami dalam penanganan kasus kanker serviks adalah keterlambatan pasien dalam memeriksakan diri. Pasien yang datang biasanya sudah dalam kondisi stadium lanjut. Padahal dengan lebih awal mengetahui diri mengidap kanker serviks dapat meningkatkan kualitas hidup bahkan kesembuhan.

Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Bali menjadikan pemeriksaan IVA sebagai program rutin. “Iya, karena dengan metode IVA dapat menemukan kasus kanker lebih dini. Tes IVA adalah untuk melihat adanya lesi. Jika hasil IVA positif akan dilakukan kryoterapi,” ujarnya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Masih Seribuan Orang

Tes IVA menggunakan metode see and treat. Melihat, setelah serviks (ssk) kemudian dioleskan dengan menggunakan larutan asam asetat. “Bila ada lesi segera di krioterapi. Bila lesi luas di rujuk,” katanya.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi RSUP Sanglah, dr. Made Bagus Dwi, Sp.OG mengatakan, IVA merupakan alat deteksi dini. Semakin dini diketahui tentu semakin baik kesembuhannya. “Kalau IVA memang untuk pencegahan. IVA efektif sebagai pencegahan sekunder. Sedangkan pencegahan primernya dengan vaksin,” ujarnya.

Baca juga:  Dugaan Upaya Penculikan Merebak, Kapolres Karangasem Minta Ortu Tingkatkan Pengawasan

Hasil tes IVA yang menunjukkan normal dapat dilanjutkan dengan melakukan vaksin. “Kalau semakin awal ketahuan semakin baik kemungkinan sembuhnya,” tegasnya. Vaksin dapat mencegah terjadinya kanker serviks 80 persen- 90 persen. “Namun jika pasien sudah kanker, vaksin tidak ada gunanya,” pungkasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *