JAKARTA, BALIPOST.com – Quipper, perusahaan asal Inggris dan bergerak di bidang edukasi teknologi menginisiasi pemerataan pendidikan berbasis teknologi. Salah satunya, memperjuangkan pemerataan infrastruktur dan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi. Khususnya, untuk siswa yang berada di daerah 3T (Terpencil, Terluar, Tertinggal).

PR & Marketing Manager Quipper Indonesia Tri Nuraini mengatakan, Quipper berkomitmen mewujudkan visinya sebagai Distributors of Wisdom dan berkontribusi meminimalisasi kesenjangan pendidikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Mengusung konsep e-Iearning atau pembelajaran berbasis digital, kata Nuraini, Quipper melalui platform Quipper School (gratis) dan Quipper Video (premium) memungkinkan siswa dan guru memperoleh akses pendidikan berkualitas kapan dan dimana saja, menggunakan gawai, dengan cara menyenangkan.

Baca juga:  Puluhan Siswa Keracunan Nasi Bungkus

Sejak tahun 2015, kata Nuraini, Quipper telah membantu proses belajar lebih dari 2,5 juta pelajar 50 ribu di antaranya adalah pengguna Quipper Video, melatih 200 ribu guru, menjangkau 5.000 sekolah, mengantarkan 58 persen penggunanya lulus UN 2016, dan 50 persen di antaranya lulus SBMPTN dan diterima di perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia.

Sementara pakar pendidikan Itje Chodidjah mengapresiasi inisiatif Quipper. Menurut dia, pemanfaatan teknologi merupakan solusi yang paling masuk akal untuk menjawab tantangan pendidikan yang dihadapi selama ini.

Baca juga:  Pantau Arcturus, Surveilans Genomik dan Pengawasan Pintu Masuk Ditingkatkan

Teknologi tidak hanya membuka akses, tapi juga meningkatkan mutu guru. ”Guru yang terampil adalah guru yang dilengkapi dengan materi ajar yang tepat dan up-to-dote,” ujarnya.

Ia mengatakan, teknologi dapat membantu guru ‘lebih efisien melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga mereka memiliki’ waktu lebih banyak untuk meningkatkan motivasi dan melibatkan siswa berpikir kritis-faktor penting untuk menciptakan generasi berdaya saing ketimbang hanya fokus mencemaskan nilai ulangan dan ujian. ”Guru bisa kembali ke khittahnya sebagai pendidik, bukan sekadar mengajar,” imbuhnya.

Baca juga:  Soal Meliburkan Siswa, Disdik Gianyar akan Rapat dengan Bupati

Aktris Maudy Ayunda, yang merupakan Brand Ambassador Quipper merasakan sekali manfaat pendidikan berbasis teknologi. “Mimpinya, akan lebih banyak anak Indonesia bisa akses pendidikan berkualitas tanpa batasan apapun,” katanya.

Meski begitu, jelas Ayunda, upaya meminimalisasi akses dan mutu pendidikan melalui keberadaan teknologi bukannya tanpa kendala. Sebagai negara kepulauan, kata dia, Indonesia masih dihadapkan dengan persoalan geografis dan akses internet. “Untuk itulah, momentum Hardiknas ini Quipper mengajak Iintas sektor bersama-sama berkolaborasi mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia,” kata Ayunda. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *