modifikasi
Mobil dengan bodi kayu lokal Bali karya modivikator Gede Sation, Warga Dusun Bukit Telu, Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu. (BP/mud)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Tren modifikasi kendaraan nampaknya tidak terpaku menggunakan bahan buatan pabrik yang didatangkan dari luar daerah. Belakangan muncul gaya modifikasi kendaraan dengan bahan kayu lokal Bali. Karya modifikasi berbahan natural ini ditemukan oleh modifikator Gede Sation, warga Dusun Bukit Telu, Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu.

Kayu tidak saja menjadi bahan kerajinan atau bangunan. Akan tetapi bahan yang satu ini cocok untuk bahan modifikasi kendaraan mulai dari mobil tua atau sepeda motor masa kini. Meski memiliki tingkat kesulitan tinggi bagi penekunnya, akan tetapi karyanya memiliki nilai seni yang tak ternilai.

Gede Satoin penekun modifikasi kedaraan berbahan kayu lokal Bali ditemui di bengkelnya Jumat (14/4) menceritakan, ide awal memodifikasi kendaraan dengan kayu lokal itu muncul sekitar tahun 2012 yang lalu.

Sation yang semula tidak hobi dengan dunia otomotif kala itu terinspirasi untuk merombak kendaraan tua miliknya jenis Yamaha RK Spesial. Seluruh bodi sepeda motornya itu diganti dengan potongan kayu yang ditempel dengan lem poksi dan baut. Potongan kayu yang menutup seluruh bodi dan hanya menyisakan bannya saja membuat kendaraan hasil modifikasinya itu dipopulerkan dengan sebutan motor kayu. “Saya beli RK Spesial dan karena hobi mengolah kayu bodinya saya ganti dengan potongan kayu. Karena penuh kayu, motor itu saya namai motor kayu,” katanya.

Baca juga:  Tiga Wilayah di Bali Diguncang Gempabumi

Sukses memodif Yamaha RK Spesial, pria yang bergabung dalam PLPDK ini kembali memodif kedaraan yang tergolong uzur. Kali ini mobil Zebra seluruh bodinya dirombak. Dalam waktu dua bulan, seluruh bodi mobil tersebut diganti dengan papan kayu jati. Untuk memodiv mobil tersebut, Satoin mengaku menghabiskan kayu hingga satu kubik. Kayu sebanyak itu jika ditaksir harga Rp 8 juta.

Pengeluaran membeli kayu, ongkos tenaga dan pembelian bahan-bahan lain tidak dihitunggnya. Ini ditunjukkannya karena dari awal menggeluti dunia modifikasi hanya untuk menyalurkan hobi dan tidak mencari keuntungan dari penjualan hasil karyanya.

Baca juga:  Satpol PP Tertibkan Kafe Remang-remang di Jalan Diponegoro

Obsesi memodifikasi kendaran tidak terhenti. Sation yang berlatar belakang keluarga dokter ini memodifikasi kendaraan Jimi bernomor polisi DR 870 AC dan dua sepeda motor metik miliknya dengan bahan kayu dan batok kelapa. Dari semua karyanya itu, sepeda motor yang dinamai Beat Kayu (BIKA) ditambah topeng atau patung kepala hewan peliharaan lengkap dengan klakson bersuara unik. Tak hanya itu, kreasi modifikasi motornya itu ditambah patung tubuh manusia yang mirip pengedara sedang berboncengan.

“BIKA saya ini sudah sering bawa ke Denpasar dan ada yang lihat aneh ada pula yang tertarik untuk melihat. Dulu ada seorang dari Desa Banyuatis sedang mengalami sakit kepala, karena tertawa melihat kendaraan ini melintas di jalan sakit kepalanya hilang. Bagi saya ini bukan mencari perhatian, tapi saya menunjukkan karya sesuai hobi,” jelasnya.

Baca juga:  Korban Jiwa Dilaporkan, Pasien Sembuh Bertambah Lampaui Kasus COVID-19 Baru

Ditanya target selanjutnya, suami dr. Sri Laksminisngsih ini belum memikirkan untuk menambah hasil karya modifikasinya. Meski demikian, dia tetap berkarya untuk memodifikasi kendaraan dengan kayu atau bahan lokal yang didapat di desanya. Kelak, dari karyanya itu, paling tidak bisa mengundang wisatawan tertarik mencoba mengendari atau sekdar berfoto selfi dengan gambar latar karya modifikasi uniknya. “Maunya saya modif kendaraan roda tiga, mobilnya belum dapat. Ke depan kalau semakin banyak karya dan mudah-mudahan ada tamu yang berlibur dan bisa menikmati hasil karya “gila” saya ini,” imbuhnya. (mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *