JAKARTA, BALIPOST.com – Kemenhub menawarkan kapal Ro-Ro sebagai solusi pengangkutan barang dengan kapasitas besar agar tidak merusak jalan raya dan menghilangkan pungutan liar di jembatan timbang. “Kami kasih solusi,kalau mau jalan sesuai dengan niatnya, harus ikuti volumenya.Tapi kalau mau lebih, silakan naik Ro-Ro,” kata Menhub Budi Karya Sumadi usai pembukaan Rakornis Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub di Jakarta, Rabu (12/4).

Menhub mengatakan, pihaknya akan mengujicobakan pengoperasian jembatan timbang yang sesuai dengan aturan yang berlaku serta mendorong angkutan barang dengan kapasitas besar untuk mengabil jalur laut dengan kapal Ro-Ro. “Untuk Ro-Ro kami berikan berapapun kapasitasnya, makanya kami usahakan uji coba bulan ini dan intensif setelah Lebaran agar tidak jadi alasan, kepadatan karena jembatan timbang dan sebagainya,” katanya.

Untuk itu, dia mengatakan pihaknya akan menandatangani nota kesepahaman dengan Polri serta Kementerian Pekerjaa Umum dan Perumahan Rakyat untuk pengawasan di jembatan timbang. “Supaya kami jaga agar mobil yang lewat sesuai kemampuan. Kalau hanya kuat 20 ton ya 20 ton, jangan lebih,” katanya.

Keterlibatan Kementerian PUPR, menurut dia, untuk meminimalisasi kerusakan jalan raya yang diakibatkan kelebihan muatan angkutan barang karena kerugian yang ditimbulkan untuk memperbaiki jalan rusak tersebut lebih besar. “Bagian perbaikan jalan ‘kan PU, PU menunjuk kontraktor. Saya berniat untuk mereka lah yang jaga jembatan timbang bersama Kepolisian, mereka punya kepedulian supaya jalan ini tidak rusak,” katanya.

Baca juga:  Ini, Aturan Baru Penerbangan yang Disosialisasikan Kemenhub
Budi mencontohkan awalnya potensi biaya perbaikan dari Rp 500 juta menjadi Rp 250 juta, selain itu dengan adanya pengawasan tersebut juga bisa mendidik agar pengusaha bisa disiplin. Ia menilai kapal Ro-Ro memiliki fungsi selain memindahkan truk besar ke laut, mengurangi kerusakan jalan dan kecelakaa, tetapi juga memiliki konsolidasi barang untuk mendukung Tanjung Priok sebagai hub internasional.

Selama ini, lanjut dia, Pemerintah Daerah menilai bahwa jembatan timbang sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD), tetapi pada dasarnya jembatan timbang merupakan alat kendali agar angkutan barang melintas sesuai dengan kemampuan jalan.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto Iskandar mengatakan pihaknya telah menyediakan gudang-gudang tersebut di sembilan jembatan timbang yang akan dijadikan proyek percontohan. “Dari 141 jembatan timbang, 25 yang akan dibuka dan sembilan jadi proyek percontohan di Sumatera dan Jawa,” katanya. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *