SINGARAJA, BALIPOST.com – Lahan persawahan di Subak Bolangan, Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar tak lagi sepenuhnya tertanami padi. Beberapa tahun terakhir, sebagian telah beralih fungsi menjadi perkebunan cengkeh.

Hal tersebut salah satunya dipicu prospek yang dinilai lebih menjanjikan. Salah seorang petani, Nyoman Rauh menuturkan di era 1990-an, lahan persawahan yang mencapai puluhan hektar rutin ditanami padi. Saat krisis air melanda, sejumlah petani memilih menanam jagung maupun palawija lainnya.

Namun, memasuki tahun 2000-an, kondisi mulai berbeda. Sedikit demi sedikit, hamparan sawah ditanami cengkeh. “Sudah ada sebagian sawah yang ditanami cengkeh,” katanya, Kamis (6/4).

Baca juga:  Pengurus HKTI Bali akan Perjuangkan Petani dari Hulu ke Hilir
Penanaman komoditi  yang panen setahun sekali ini bukan semata-mata akibat lebih sedikit memerlukan air, namun juga karena prospeknya yang dinilai cukup menjanjikan. Harganya akhir-akhir ini tergolong cukup baik. Dari segi pemeliharaan, juga tidak terlalu sulit.

Berbeda dengan padi yang tidak lagi mampu dihandalkan sebagai sumber penghasilan. “Salah satu penyebab tanam cengkeh karena prospeknya yang tergolong baik,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Nyoman Swatantra sempat mengakui adanya alih fungsi lahan tersebut. Mengantisipasi itu, pihaknya hanya bisa memberikan imbauan. Sedangkan untuk larangan secara permanen, menurutnya perlu pertimbangam matang. “Kami hanya bisa menghimbau. Kalau melarang belum bisa. Karena komoditi itu juga mampu meningkatkan perekonomian petani,” katanya. (Sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *