BBPOM melakukan tes makanan. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Dua minggu sebelum Nyepi sampai Galungan dan Kuningan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar telah mulai turun melakukan intensifikasi pengawasan pangan menjelang hari raya. Pengawasan dilakukan di Buleleng, Karangasem, Klungkung.

Kepala BBPOM di Denpasar, Dra. Endang Widowati, Apt., mengatakan, BBPOM memang rutin melakukan pengawasan. Namun pada saat hari raya, pihaknya lebih intensif melakukan pengawasan pangan. Karena peredaran makanan pada saat hari raya jauh lebih banyak.

Sebelumnya, pihaknya telah melakukan intensifikasi pengawasan pada distributor, tempat penjualan parsel dan pengecer. Setelah ke pengecer, BBPOM menyasar pasar tradisional. “Di distributor dan pengecer, sudah sedikit pangan yang mengandung bahan berbahaya (BB), temuan kita sudah jauh menurun. Paling kemasannya rusak, kadaluarsa dan ada beberapa yang tanpa ijin edar. Dan kita ke pasar tradisional karena masih ada bahan-bahan berbahaya yang tidam boleh di pangan,” jelasnya.

Baca juga:  Dua Pasar di Badung Disidak BPOM, Ini Hasilnya
Zat yang paling sering ditemukan yaitu zat pewarna rhodamin B pada makanan. Pada Senin (3/4), BBPOM melakukan intensifikasi pengawasan di Pasar Kreneng dan Pasar Tamba di Tembau. Dari 40 sampel yang diambil di dua pasar tersebut, ada 10 sampel yang masih mengandung Bahan Berbahaya (BB).

Yaitu, ikan teri medan kering mengandung formalin, 9 lainnya mengandung rhodamin B. “Yang 9 sampel itu ada terasi lombok, kue mangkok, bolu kukus, jaja begina, jaja uli, lapis, emping dll. Kebanyakan jajan upakara,” bebernya.

BBPOM mengambil langkah dengan menggandeng PHDI untuk mengedukasi masyarakat tentang jajan upakara. Selain menggandeng PHDI, BBPOM juga menggandeng tokoh agama lain lewat pengajian. Karena disinyalir, pembuatan jajan upakara juga dibuat penduduk pendatang. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *