SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sehari menjelang perayaan hari raya Nyepi, tepatnya malam “Pengerupukan”, Umat Hindu di Bali biasanya melakukan parade atau ngarak ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh yang merupakan simbol buta kala ini, diarak mengelilingi desa untuk mengusir buta kala atau toh jahat. Bagitu juga yang dilakukan Desa Pakraman Karangsari, Nusa Penida, Senin (27/3).

Menyambut tahun Baru Caka 1939/2017, sebanyak 6 ogoh-ogoh diarak mengelilingi desa yang diiringi dengan tabuh bleganjur dan diikuti ribuan obor dari masyarakat Desa Pakraman Karangsari. Ini merupakan kali pertama Desa Pakraman Karangsari mengarak ogoh-ogoh sebanyak 6 ogoh-ogoh. Dimana pada tahun-tahun sebelumnya paling banyak hanya 3 ogoh-ogoh yang diarak.

Baca juga:  Pengerupukan di Buleleng,  Seribu Lebih Ogoh-ogoh Diarak
Meskipun terbilang sederhana dan tidak dilombakan seperti ditempat lainnya, namun pangerakan ogoh-ogoh ini cukup menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, sejak dimulai pukul 19.00-21.30 Wita ribuan masyarakat berbondong-bondong mengikuti dan menyaksikan pangarakan ogoh-ogoh hingga keperbatasan Desa.

Jenis ogoh-ogoh yang diarak semuanya menyerupai raksasa sebagai simbol bhuta kala dan diarak oleh anak-anak dan remaja desa setempat. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *