AMLAPURA, BALIPOST.com – Sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Nyepi, Selasa (28/3) besok, umat Hindu menggelar ritual Tawur Labuh Gentuh di Bencingah Agung, Pura Agung Besakih, Senin (27/3) pagi. Ritual Tawur Labuh Gentuh ini sebagai bentuk caru besar untuk nyomia buta kala. Sehingga, tercipta keharmonisan baik secara vertikal maupun horizontal. 

Ketua Umum Panitia Tawur Labuh Gentuh dan Karya Ida Batara Turun Kabeh, Jro Mangku Widiartha, mengatakan pelaksanaan Tawur Labuh Gentuh ini dilangsungkan mulai pukul 09.00 wita, bertepatan dengan Pangerupukan. Upacara di-puput tiga sulinggih sekaligus yakni Shiva, Budha dan Bujangga.

Mereka antara lain, Ida Rsi Dantam dari Gria Tumbak Bayuh, Badung (Bujangga), Ida Pedanda Dwija Nugraha (Budha), dari Gria Budakeling, Karangasem, dan Ida Pedanda Wayan Tianyar (Siwa) dari Gria Menara Sidemen, Karangasem. Tawur Labuh Gentuh juga ke upasaksi Ida Dalem Semaraputra, yang hadir di tengah pelaksanaan ritual bersama para sulinggih.

Baca juga:  Nyepi, Tahun Baru Caka 1939
Segenap wewalungan terkait upacara Tawur Labuh Gentuh, yakni kerbau, sapi, asu blang bungkem,  penyu, ayam, bebek, angsa, mina, disiapkan dengan baik oleh panitia karya. Hanya pihak panitia awalnya sedikit kesulitan mencari mewalungan langka dan dilindungi seperti menjangan, kidang dan penyu.

Sulit Dicari

Tiga wewalungan ini paling sulit dicari. Panitia mencarinya jauh hingga ke luar Bali. “Kami harus bersurat dulu ke Parisadha, memohon bantuan agar dapat wewalungan ini. Soalnya, hewan ini dilindungi. Tak sembarang orang bisa menangkapnya,” kata Jro Mangku Widiartha.

Sejak prosesi upacara Tawur Labuh Gentuh dan Karya Ida Batara Turun Kabeh dimulai 19 Maret lalu, seluruh rangkaian upacara berjalan lancar. Mulai dari ngaturang piuning, negtegang, ngunggahan sunari dan pangrajeng  lan pangemit karya, tidak ada kendala berarti. Demikian juga rangkaian piuning mider 24 Maret lalu, mapepada dan bumi sudha hingga memben 26 Maret lalu. Para pangayah dari seluruh Bali datang secara sukarela dari berbagai desa di luar Besakih. ‘’Para pangayah dengan suka rela datang. Berkat kontribusi mereka, semua berjalan lancar,’’ ujarnya.

Dalam kaitannya dengan Nyepi, setelah ritual Tawur Tabuh Gentuh ini, seluruh desa pakraman nuur tirta di Bencingah Agung. Tirta ini nantinya digunakan untuk ritual disetiap catus pata masing-masing desa pakraman di seluruh Bali.

Baca juga:  Sehari Jelang Tawur Kesanga, Klungkung Gelar Mapepada
Ritual Tawur Labuh Gentuh ini, rencananya dihadiri seluruh pimpinan daerah. Mulai dari gubernur, seluru bupati dan pejabat terkait hingga legislator di DPRD Bali dan DPRD tingkat II.

Jro Mangku Widiartha menambahkan, puncak piodalan Ida Batara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih akan berlangsung 11 April nanti. Ida Batara nyejer selama 21 hari hingga 2 Mei mendatang.

Namun, sebelum puncak karya digelar, dilaksanakan ritual nedunang Ida Batara pada 8 April, kemudian sehari berikutnya 9 April dilanjutkan dengan ritual melasti ke Toya Sah. Prosesi selanjutnya, mapepada dan memben pada 10 April nanti.  “Serangkaian karya ini, kami menghimbau kepada pamedek agar pedek tangkil ke Pura Agung Besakih. Jangan hanya manfaatkan hari libur. Usahakan tangkil saat hari-hari biasa saja. Agar tidak terjebak macet,” tegasnya.  (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *