Pejalan kaki melintas di dekat drainase depan Lanud Ngurah Rai, Senin (27/2). (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Saluran drainase di depan Emergency Operasional Center (EOC) Lanud Ngurah Rai, kembali dicemari Cairan berwarna pekat dan berbau. Kondisi ini terlihat, Senin (27/2).

Salah seorang pengunjung yang sedang berada di lokasi mengaku, kondisi ini sangat mengganggu, karena bau sangat menyengat. Air berwarna keruh tersebut selain menimbulkan bau tak sedap, juga menggenang akibat aliran drainase yang mandeg. Diduga cairan tersebut merupakan limbah yang dibuang ke drainase.

Baca juga:  Simpan 30 Ribu Pil Koplo, Pelaku Diganjar Tiga Tahun

Kondisi tersebut sebenarnya bukan pertama kali terjadi, sebab dulu pihak Angkasa Pura I, I Gusti Ngurah Rai, sudah pernah menutup saluran pembuangan limbah dari usaha yang berada di kawasan tersebut. General Manajer PT Angkasa Pura I, I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi ketika dikonfirmasi mengaku belum tahu kondisi tersebut.

Untuk itu pihaknya akan segera melakukan pengecekan apakah hal tersebut benar limbah. “Nanti coba kita akan cek dulu, saya belum tau kondisinya seperti apa,” ungkapnya.

Baca juga:  Maskapai Ini Tambah Daftar Penerbangan Internasional di Bandara Ngurah Rai

Namun diakuinya, terkait pemeliharaan drainase tersebut memang menjadi tanggungjawabnya, karena berada di kawasan bandara. Pihaknya tetap berkomitmen, Bahwa bandara Ngurah Rai ramah lingkungan. “Jika terjadi pencemaran dan terbuktikan kami akan menindak tegas dan memproses hal tersebut. Seperti penutupan saluran pembuangan limbah milik usaha yang terjadi beberapa bulan silam,” pungkasnya.

Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung ketika dikonfirmasi mengaku menyayangkan kondisi tersebut. Padahal selama ini tim terkait di dinas sudah diturunkan dan berujung pada penindakan.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Betah di 2 Digit, Pasien Meninggal Tetap Dilaporkan

Penindakan tersebut berupa penutupan saluran limbah milik usaha terkait yang menyalurkan limbahnya ke drainase tersebut. Apabila manajemen pengelolaan limbahnya sudah bagus barulah saluran tersebut dibuka kembali. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *